Market

Bagaimana Kondisi Perekonomian Indonesia Jelang Pemilu?


Lebih dari 200 juta masyarakat di negara demokrasi terbesar ketiga di dunia ini akan mengikuti pemilu pada Rabu, 14 Februari 2024. Kandidat yang menang akan mewarisi salah satu negara dengan pertumbuhan ekonomi tercepat di Asia Tenggara.

Media berbasis di Singapura, Channel News Asia (CNA) dalam laporannya mengungkapkan, pertumbuhan ekonomi tahunan Indonesia ini turun sedikit pada tahun lalu menjadi 5,05 persen – lebih rendah dari target pemerintah sebesar 5,3 persen – yang disebabkan oleh kontraksi ekspor dan penurunan harga komoditas. “Namun, bank sentral yakin akan meningkat pada 2024, dengan memproyeksikan pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) di kisaran 4,7 hingga 5,5 persen, didukung belanja terkait pemilu,” ungkap CNA.

Pemerintah telah menghabiskan Rp23,4 triliun hingga Desember lalu untuk menutupi biaya yang berkaitan dengan pemungutan suara. Komisi Pemilihan Umum mengatakan 18 partai politik yang ikut serta sejauh ini telah mengeluarkan dana ratusan miliar untuk kampanye mereka. 

Masalah di Sektor Ketenagakerjaan 

Para ahli mengatakan mempertahankan pertumbuhan di atas 5 persen sangat penting untuk menciptakan lapangan kerja yang cukup bagi lebih dari 1 juta orang Indonesia yang baru memasuki dunia kerja setiap tahunnya. Tingkat pengangguran pada bulan Agustus 2023 lalu – data terbaru yang tersedia – berada pada angka 5,32 persen, turun lebih dari setengah poin persentase dibandingkan tahun sebelumnya. 

Namun angka ketenagakerjaan belum kembali ke tingkat sebelum pandemi. Dengan jumlah pemilih muda yang mencapai lebih dari separuhnya, pekerjaan dan upah merupakan salah satu tujuan utama kampanye para kandidat. Ketiga calon presiden menekankan penciptaan jutaan lapangan kerja baru sebagai bagian dari janji kampanye mereka. Para pemilih juga menyebutkan biaya hidup dan kesejahteraan sebagai kekhawatiran utama.

Inflasi Tetap

Masih menurut laporan CNA, tingkat inflasi di Indonesia tetap terkendali selama beberapa bulan terakhir, yaitu di bawah 3 persen, berada dalam kisaran target bank sentral, dengan suku bunga yang lebih tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama berdampak buruk pada permintaan konsumen. 

Bank Indonesia menaikkan suku bunga sebanyak 250 basis poin antara Agustus 2022 hingga Oktober 2023 sebagai upaya melawan inflasi dan menjaga stabilitas mata uang. Sejak itu, bank sentral mempertahankan suku bunga tidak berubah pada angka 6 persen seiring dengan melambatnya inflasi.

“Indonesia juga mengalami pertumbuhan yang kuat dalam investasi asing langsung (FDI) sejak pandemi, menarik lebih dari US$47 miliar pada tahun lalu, atau meningkat sebesar 13,7 persen dibandingkan tahun lalu, di tengah lonjakan pendanaan pada industri pengolahan nikel.”

Kebijakan Nikel di Indonesia

Lonjakan nikel terjadi karena dorongan nasionalisme sumber daya yang dicanangkan Presiden Joko Widodo. Indonesia memiliki cadangan nikel terbesar di dunia, tetapi ekspor logam tersebut dilarang pada tahun 2020 untuk meningkatkan nilainya. 

Apa yang disebut dengan “hilirisasi komoditas”, dimana komoditas alami diproses di dalam negeri, merupakan upaya untuk membangun lebih banyak pabrik peleburan dalam negeri dan memproduksi lebih banyak produk nikel dibandingkan hanya mengekspor nikel mentah.

Nikel digunakan dalam pembuatan baja tahan karat atau baterai. Pengiriman produk nikel yang keluar mencapai US$30 miliar pada tahun 2022, lebih dari 10 kali lipat dibandingkan tahun 2013, didorong oleh permintaan baterai yang digunakan pada kendaraan elektronik (EV). 

Warisan Jokowi

Dekade terakhir telah menyaksikan banyak reformasi dan perubahan struktural yang meningkatkan perekonomian Indonesia, kata Pranjul Bhandari, kepala ekonom India dan india di HSBC. Selain kebijakan nikel, undang-undang omnibus yang dibuat Jokowi yang bertujuan untuk menarik investasi dan menciptakan lapangan kerja, serta mega proyek infrastruktur, dapat menjadi bagian dari warisannya. 

Nusantara, ibu kota baru yang direncanakan di Kalimantan Timur, juga menarik investasi senilai lebih dari US$2,6 miliar tahun lalu. Bhandari mengatakan manifesto dari partai-partai utama yang bersaing dalam pemilu tampaknya akan melanjutkan kebijakan ekonomi pemerintahan saat ini. “Hampir semua calon presiden mendukung strategi hilirisasi. Banyak undang-undang lain, misalnya omnibus law, kini telah diterapkan sehingga manfaatnya akan terus terlihat,” katanya.

Pertumbuhan Pasca-Pandemi

Dr Siwage Dharma Negara, peneliti senior dan koordinator Program Studi Indonesia di ISEAS Yusof Ishak Institute, mengatakan pencapaian terbesar Jokowi tidak hanya sekadar pembangunan infrastruktur.

“Jokowi memulai masa kepresidenannya dengan berjanji akan meningkatkan kualitas infrastruktur. Namun kemudian pandemi melanda dan pemerintah berhasil membawa Indonesia kembali dari krisis ke tingkat pertumbuhan – sebuah pencapaian yang signifikan,” katanya kepada CNA’s Asia Now Jumat (9/2/2024). Selain itu, pemerintah juga berhasil meningkatkan program perlindungan sosial… dan mendorong investasi di bidang pendidikan dan kesehatan.

Bhandari optimis terhadap prospek pertumbuhan setelah pemilu dan dalam beberapa tahun ke depan. “Saat ini kami melihat pertumbuhan kredit lebih cepat dari sebelumnya. Ada banyak investasi asing yang menunggu – perkiraan kami adalah sekitar US$45 miliar untuk sektor kendaraan listrik yang bisa dihasilkan pasca pemilu,” katanya.

“Meningkatnya harga minyak sawit dan batu bara, serta ambisi untuk melakukan hilirisasi lebih lanjut di seluruh industri nikel, merupakan kombinasi baik yang akan menguntungkan perekonomian Indonesia dalam beberapa tahun ke depan.”

 

Back to top button