News

Awas! Diare, Penyakit Kulit, hingga Pneumonia Mengintai Saat Musim Hujan dan Banjir

Intensitas hujan tinggi tidak pelak membuat sebagian wilayah di Jakarta dan sekitarnya kembali terendam banjir. Hingga Jumat (1/12/2023) pagi, masih terdapat 24 RT di wilayah yang terendam banjir akibat curah hujan tinggi dan luapan Kali Ciliwung.

Satu hal yang tak dapat dipungkiri, kondisi lingkungan yang lembab, basah dan kotor karena banjir, tentu memicu timbulnya berbagai macam oraganisme penyebab pernyakit, seperti virus, bakteri, jamur dan parasit.

“Karena kondisi pancaroba kelembaban meningkat maka berbagai kuman seperti virus dan bakteri mudah masuk ke dalam tubuh. Juga pada kondisi pancaroba imunitas menurun karena stress, kecapekan, kurang tidur efek dari kemacetan, dan lain-lain,” kata Staf Teknis Komunikasi Transformasi Kesehatan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Ngabila Salama, kepada Inilah.com via pesan singkat, Jakarta, Sabtu (2/12/2023).

Mengutip laman Kemenkes, salah satu penyakit yang mengintai di tengah musim penghujan tak lain ialah diare. Diare adalah kondisi yang ditandai dengan gejala frekuensi buang air besar meningkat dibanding kondisi biasanya dengan tekstur tinja yang encer.

Beberapa gejala yang sering dialami pengidap diare di antaranya perut terasa mulas dan sulit menahan buang air besar, merasa pusing, lemas dan kulit kering akibat dehidrasi.

Selain itu, dalam kondisi banjir, tidak sedikit masyarakat yang terpaksaa harus berjalan melewati genangan air, lantas hal ini juga mengakibatkan sejumlah gangguan pada kulit mulai dari gatal-gatal hingga berujung infeksi.

Selain itu penyakit berbahaya yang juga mengancam kesehatan masyarakat, ialah adanya potensi pneumonia yang menjangkit balita seperti yang mewabah di China.

Ngabila menyampaikan, ada beberapa virus yang dapat memungkinkan terjadinya kasus pneumonia misterius di tengah kondisi kelembaban karena banjir.

“Perlu diantisipasi adanya kenaikan kasus pneumonia balita di China walking pneumonia yang kemungkinan disebabkan virus seperti adenovirus, rinovirus, influenzae, parainfluenzae, COVID-19, dan mycoplasma,” tambahnya.

Pencegahan lanjut Ngabila perlu digalakkan dengan dua cara, pertama perilaku hidup bersih dan sehat wajib dikencangkan.

“Masyarakat dihimbau untuk memakai masker di keramaian, terutama pada yang sedang sakit, sebaiknya tidak keluar rumah atau memakai masker di sekolah, ruang kerja, ruang indoor lainnya juga tentunya rutin mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun,” jelasnya.

Kedua, Kemenkes menganjurkan agar anak-anak melengkapi Imunisasi rutin. Ada 15 imunisasi gratis dari pemerintah, mulai dari anak sampai dewasa.

“Vaksin dosis 1-4 untuk COVID-19 usia 18 tahun ke atas, juga gratis di puskesmas dan RSUD terdekat, dan anjuran vaksin influenzae berbayar mandiri untuk usia 6 bulan ke atas terutama kelompok rentan seperti balita, lansia, ibu menyusui, ibu hamil, tenaga kesehatan,” pungkasnya.

Back to top button