News

AS Kembangkan Asteroid jadi Senjata untuk Menyerang Rusia?

Seorang ahli Rusia telah memperingatkan bahwa Amerika Serikat beserta sekutunya kemungkinan sedang mengembangkan dan bereksperimen dengan senjata asteroid dengan kedok sistem perlindungan planet. Apakah mungkin menjadikan benda langit sebagai senjata perang?

Selama wawancara dengan kantor berita TASS pada 30 Juni, Anatoly Zaitsev, CEO kemitraan nirlaba Planetary Protection Center atau Pusat Perlindungan Planet dan anggota kehormatan Akademi Kosmonautika Tsiolkovsky, menyuarakan keprihatinannya terkait pengembangan senjata semacam itu. “Perlu menunjukkan bahwa ada peluang untuk menguji senjata kinetik, laser, dan bahkan asteroid dengan kedok menciptakan alat perlindungan dari benda langit yang berbahaya,” katanya, mengutip Eurasian Times.

Zaitsev lebih lanjut menunjukkan potensi penggabungan senjata-senjata ini ke dalam pasukan luar angkasa Amerika Serikat, yang dapat ditujukan untuk membangun dominasi di luar angkasa. Pakar Rusia memberikan wawasan tentang dua metode potensial untuk menggunakan asteroid sebagai senjata.

Menurut Zaitsev, metode pertama melibatkan penyembunyian informasi tentang benda langit yang berbahaya, meskipun dianggap tidak mungkin karena tingkat deteksi asteroid yang terbatas di seluruh dunia. Setiap tahun, hanya sekitar 0,1% dari sekitar 2.500 asteroid yang mendekati Bumi ditemukan.

Cara kedua, seperti yang dijelaskan oleh ahlinya, lebih realistis. Ini melibatkan modifikasi jalur penerbangan asteroid dengan sengaja untuk menyebabkannya bertabrakan dengan wilayah Rusia.

CEO kemitraan nirlaba Planetary Protection Center mengatakan bahwa selama tiga dekade, Amerika Serikat dan negara lain telah mengorganisir dua belas ekspedisi ke empat belas asteroid dan enam komet. Misi ini digunakan untuk menguji dan mengembangkan metode serta teknologi untuk mengontrol lintasan benda langit ini.

Misalnya, NASA telah berhasil memamerkan kemampuannya untuk memodifikasi lintasan asteroid melalui misi Double Asteroid Redirection Test (DART). Diluncurkan pada 2021, misi tersebut mencapai tujuannya untuk mengubah lintasan asteroid target, Dimorphos, pada Oktober 2022.

Pakar menyarankan bahwa sementara metode pertama mempersenjatai asteroid lebih kecil kemungkinannya karena keterbatasan deteksi, metode kedua mengubah lintasan asteroid untuk dampak strategis adalah perhatian yang realistis, terutama mengingat sejarah misi eksplorasi asteroid yang dilakukan oleh AS dan negara-negara sekutunya.

Sementara itu, Zaitsev juga mengatakan bahwa Rusia bergerak secara independen di bidang perlindungan planet tanpa koordinasi umum. Pengembangan sistem perlindungan terhadap ancaman asteroid dan komet tidak hanya akan meningkatkan potensi pertahanan Rusia tetapi juga berkontribusi pada perlindungan global dan mendorong kemajuan teknis-ilmiah.

Selain itu, pengembangan sistem pemantauan untuk ruang dekat Bumi, termasuk proyek “Bima Sakti”, menunjukkan komitmen Rusia untuk meningkatkan kemampuannya di bidang ini. Proyek ini melibatkan jaringan teleskop berbasis darat dan satelit khusus, dengan peluncuran satelit pertama dijadwalkan pada tahun 2027.

Bagaimana metodenya?

Berbagai penelitian dan studi ilmiah telah menyarankan kemungkinan teoritis untuk mempersenjatai asteroid. Thomas Bania, seorang profesor Astronomi di Universitas Boston, sebelumnya mengatakan bahwa konsep mempersenjatai asteroid itu mungkin. Ini akan melibatkan pendaratan di asteroid, memasang sistem propulsi, dan mengarahkan ulang orbitnya untuk menargetkan lokasi tertentu di Bumi.

Salah satu metode potensial untuk mencapainya adalah melalui penggunaan “mass driver”, sebuah akselerator elektromagnetik yang menggunakan motor linier untuk mendorong objek di ruang angkasa tanpa bergantung pada roket. Konsep mass driver awalnya dikembangkan oleh fisikawan Princeton Gerard O’Neill, yang merancang Mass Driver 1 pada tahun 1976 untuk mendemonstrasikan kemampuannya.

Sementara beberapa prototipe penggerak massa telah dibuat sejak saat itu, negara-negara besar belum mengembangkan penggerak massal dalam skala yang diperlukan untuk persenjataan asteroid. Namun, ini akan menjadi senjata berkecepatan lambat, karena mengubah orbit asteroid akan memakan waktu beberapa bulan, dan perjalanan ke Bumi juga akan membutuhkan waktu yang lama.

Bania menekankan bahwa pembela HAM akan memberikan banyak peringatan untuk melakukan serangan balik dan menetralisir ancaman yang ditimbulkan oleh asteroid yang dipersenjatai.

Sementara itu, EurAsian Times mencari wawasan dari mantan ilmuwan di ISRO, organisasi antariksa utama India. Meminta anonimitas, ilmuwan itu menolak gagasan Weaponization of Astroids sebagai “murni fiksi ilmiah”, menyoroti investasi signifikan yang diperlukan untuk mengejar upaya semacam itu.

Selain itu, ilmuwan memperingatkan bahwa hasil yang diinginkan mungkin tidak tercapai, mengingat negara-negara besar seperti Rusia dan China juga memiliki kemampuan untuk menggunakan taktik yang dapat mengubah lintasan asteroid.

Singkatnya, mempersenjatai asteroid memerlukan berbagai elemen, termasuk mengidentifikasi asteroid yang cocok, manuver yang mahir dari benda langit ini, dan penargetan yang tepat dari tujuan yang dimaksudkan.

Tugas kompleks ini memerlukan perencanaan ekstensif selama bertahun-tahun untuk mencapai hasil yang diinginkan. Kompleksitas yang terlibat menggarisbawahi tingkat substansial upaya, sumber daya, dan persiapan cermat yang diperlukan untuk mencapai prestasi tersebut.

Back to top button