Hangout

Apa itu El Nino dan La Nina? Ini Perbedaannya

Kalimantan Selatan adalah salah satu lumbung pangan nasional. Namun cuaca ekstrem kekeringan dampak El Nino dikhawatirkan mengganggu produksi pangan.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan, Kementan telah menyiapkan langkah antisipasi El Nino, yaitu memetakan lokasi terdampak kekeringan, dengan mengelompokkan menjadi daerah merah, kuning dan hijau.

Selanjutnya, percepatan tanam untuk mengejar sisa hujan dan peningkatan ketersediaan air dengan membangun atau memperbaiki sumber ari, seperti embung, parit, sumur dalam, sumur resapan, irigasi dan pompanisasi.

Perbedaan Fenomena El Nino dan La Nina

Indonesia telah akrab dengan El Nino dan La Nina. Apa sebenarnya perbedaan El Nino dan La Nina?

Dikutip dari laman BMKG,  El Nino dan La Nina adalah fenomena pemanasan Suhu Muka Laut (SML) di atas kondisi normalnya yang terjadi di Samudera Pasifik bagian tengah.

El Nino dan La Nina menyebabkan situasi yang berlawanan, dan keduanya berperan signifikan mengubah cuaca di seluruh dunia.

Saat La Nina, angin berhembus lebih kencang dari biasanya di sepanjang Khatulistiwa di atas Samudra Pasifik, dari Amerika Selatan menuju Asia.

Angin pasat ini membuat air hangat berkumpul di lepas pantai Asia, sehingga menaikkan permukaan air laut. Sementara di sisi timur, dekat Amerika, kondisi itu menyebabkan air dingin naik ke permukaan.

Sedangkan saat El Nino, yang terjadi adalah sebaliknya. Angin pasat yang lebih lemah menyebabkan air hangat kembali mengalir ke Amerika, sehingga lebih sedikit air dingin naik ke permukaan.

Dikutip dari website BBC News Indonesia, selama El Nino terjadi, air yang lebih hangat mendorong arus udara kuat (jet stream) Pasifik lebih jauh ke selatan dan timur melintasi Amerika.

Kondisi ini memicu cuaca yang lebih basah di negara-negara bagian selatan Amerika Serikat dan Teluk Meksiko, sementara di Amerika Serikat bagian Utara dan Kanada menjadi lebih kering.

Saat El Nino, Asia, Australia, dan Afrika Tengah dan Selatan biasanya mengalami kekeringan.

Tetapi ketika La Nina, terjadi kekeringan di Amerika Serikat bagian selatan, hujan lebat di Kanada dan Asia.

Pada Oktober 2022, Australia mengalami rekor curah hujan tertinggi dan banjir yang dipicu oleh La Nina.

Ciri-ciri El Nino dan La Nina

Supaya lebih jelas, berikut ciri-ciri El Nino dan La Nina, seperti dikutip dari blog Ruang Guru, Brain Academy:

Ciri-ciri La Nina:

  1. Angin pasat ke arah Barat menguat searah dengan kecepatan angin dalam kondisi normal
  2. Curah hujan tinggi di di dekat Papua (Indonesia)
  3. Curah hujan rendah di dekat Peru (Amerika Selatan)
  4. Suhu udara menurun (mendingin) dibandingkan suhu normal

Ciri-ciri El Nino

  1. Angin pasat dari arah Timur melemah karena angin yang seharusnya bergerak dari Peru ke Papua (dalam kondisi normal) menjadi bergerak dari Papua ke Peru
  2. Curah hujan rendah di dekat Papua (Indonesia)
  3. Curah hujan tinggi di dekat Peru (Amerika Selatan)
  4. Suhu udara meningkat (memanas) dibandingkan suhu normal

La Nina dan El Nino Naikkan Suhu Bumi

el nino dan la nina
El Nino dan La Nina naikkan suhu bumi (Foto: Istock)

El Nino dan La Nina rata-rata hanya terjadi setiap 2-7 tahun sekali, namun tidak dalam jadwal yang teratur. Umumnya, El Nino lebih sering muncul daripada La Nina.

Periode La Nina dan El Nino biasanya akan berlangsung selama 9-12 bulan, tapi kadang-kadang juga bisa berlangsung selama bertahun-tahun.

Setiap kejadian El Nino atau La Nina tidaklah sama, tetapi para peneliti telah memetakan, keduanya memiliki dampak-dampak yang khas.

Suhu global meningkat sekitar 0,2 derajat celcius selama periode El Nino, dan turun sekitar 0,2 derajat celcius selama La Nina.

Itu terjadi karena El Nino membuat air yang lebih hangat menyebar lebih jauh dan lebih dekat ke permukaan.

Situasi itu menyebabkan lebih banyak panas dilepaskan ke atmosfer, menciptakan udara yang lebih basah dan lebih hangat.

2016, yang merupakan tahun terpanas dalam sejarah dan menjadi tahun El Nino. Pada 2020-2022, belahan bumi utara mengalami tiga episode La Nina berturut-turut.

Meskipun La Nina berlangsung beruntun tiga kali, data dari layanan pemantauan iklim Uni Eropa menunjukkan, 2022 adalah tahun terpanas kelima secara global.

Sementara itu, kenaikan suhu 0,2 derajat celcius akan akan berkontribusi pada sekitar 20% kenaikan suhu global yang sudah terjadi akibat perubahan iklim.

Namun, perlu diketahui, La Nina dan El Nino tidak hanya berdampak pada cuaca tapi juga menyebabkan fenomena alam lainnya, seperti kebakaran hutan, kerusakan ekosistem, hingga gangguan pada kestabilan ekonomi.

Dampak El Nino dan La Nina terhadap Indonesia

El Nino dan La Nina juga berdampak pada Indonesia, sebab Indonesia dikelilingi lautan. Berikut pengaruh El Nino dan La Nina yang dikutip dari laman Pusat Krisis Keseharan, Kemenkes RI:

El Nino

1. Curah hujan turun

El Nino mengakibatkan suhu permukaan air laut di sekitar Indonesia menurun dan berdampak pada berkurangnya pembentukan awan. Akibatnya curah hujan menurun, namun kandungan klorofil-a pada lautan Indonesia meningkat.

2. Produksi ikan naik

Kandungan kloorofil-a yang naik akan meningkatkan pasokan makanan di lautan Indonesia yang tentunya memperbanyak jumlah ikan yang ada di sekitar perairan Indonesia.

3. Kekeringan

Wilayah Indonesia akan mengalami kekeringan saat El Nino akibat curah hujan yang rendah dan cuaca yang panas.

La Nina

el nino dan la nina
La Nina menyebabkan banjir (Foto: Istock)

1. Cuaca lebih hangat dan lembab

La Nina berdampak meningkatnya curah hujan di wilayah Pasifik Ekuatorial Barat, dan Indonesia termasuk di dalamnya. La Nina membuat cuaca cenderung menjadi hangat dan lebih lembab.

2. Sebabkan banjir dan longsor

Fenomena La Nina yang menaikkan curah hujan, membuat cuaca pada musim kemarau Indonesia, menjadi lebih basah. La Nina akan sangat terasa dampaknya bagi kota dan daerah yang tidak mempunyai resapan air yang bagus, contohnya Jakarta. Hujan yang terjadi selama beberapa jam sudah cukup untuk membuat Jakarta tergenang banjir.

La Nina juga terasa di beberapa kota dan daerah di Indonesia seperti Solo, Banjarnegara, Wonogiri, Cilacap, dan lainnya, yang akan membuat potensi banjir dan longsor di daerah tersebut meningkat.

3. Penyakit menular

Dampak La Nina juga berpengaruh terhadap permasalahan kesehatan akibat banjir dan tanah longsor, yaitu penyakit menular water-borne disease (penyakit yang terbawa air). Seperti diare, demam tipus, kolera, disentri, leptospirosis, dan hepatitis A.

4. Tangkapan ikan berkurang

Dampak La Nina terhadap nelayan adalah berkurangnya tangkapan ikan karena minimnya kandungan klorofil-a yang merupakan makanan ikan di lautan.

5. Gagal panen

Banjir mengancam persawahan dan kebun yang mengakibatkan gagal panen.

6. Lahan pertanian tetap basah

Selain dampak negatif, La Nina juga memiliki pengaruh positif yaitu lahan pertanian akan tetap basah karena

hujan tetap turun meskipun pada musim kemarau.

Baca berita dan artikel menarik lain Inilah.com di Google News.

Back to top button