News

Angka Percobaan Bunuh Diri Laki-laki Lebih Tinggi Ketimbang Perempuan


Direktur Utama Pusat Kesehatan Jiwa Nasional RS Jiwa Marzoeki Mahdi, Nova Riyanti Yusuf mengatakan jika angka percobaan bunuh diri di Indonesia lebih sering dijumpai pada jenis kelamin laki-laki.

Walaupun, lanjut Nova Riyanti, proporsi ide untuk melakukan tindakan bunuh diri sejatinya lebih tinggi pada mereka yang berjenis kelamin perempuan.

Hal ini sebagaimana terungkap dalam data proporsi ide, rencana dan percobaan bunuh diri pada pelajar SMP dan SMA di Indonesia yang dicuplik dari Global School-Baswd Healthy Survey (GSHS) 2015.

“Tampak di situ bahwa perempuan di bandingkan dengan laki-laki, ide bunuh diri memang lebih tinggi perempuan. Tapi saat bicara percobaan bunuh diri ini switch, lebih banyak pada laki-laki,” ungkapnya dalam diskusi virtual, Jakarta, Selasa (12/12/2023).

Terlihat, proporsi ide bunuh diri pada perempuan berada di angka 5,9 persen dan proporsi percobaan bunuh diri sebesar 3,4 persen.

Adapun, pada laki-laki, ide bunuh diri sekitar 4,3 persen dan percobaan bunuh diri ada di angka 4,4 persen.

Menurut Nova, hal tersebut terjadi tak lain akibat adanya perbedaan emosional antara kaum adam dan hawa.

“Pada perempuan biasanya punya ide bunuh diri tapi tidak disertai determinasi untuk melakukan hal tersebut. Sementara pada laki-laki, ketika ada ide bunuh diri itu disertai dengan determinasi kuat untuk melakukannya,” terang Nova.

Perlu diketahui, berdasarkan data dari Estimasi Kesehatan Global Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2021 silam, dari 6.544 angka bunuh diri di semua usia di Indonesia, sebanyak 5.095 kasus terjadi pada laki-laki.

Peran orang tua dalam pencegahan upaya bunuh diri di kalangan remaja

Kasus bunuh diri di kalangan pelajar atau remaja memang menjadi fenomena belakangan ini. Keta Umum Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Seto Mulyadi pun mengaku prihatin dengan kondisi tersebut.

Menurut sosok yang akrab disapa Kak Seto, pola asuh orang tua menjadi sangat penting guna mencegah timbulnya niat sang anak untuk melakukan tindakan bunuh diri. Ia pun menganjurkan orang tua untuk berperan efektif dalam mendidik sang anak.

“Dianjurkan para orang tua menjadi orang tua yang efektif bukan sekadar orang tua biologis saja. Efektif itu apa? yang mempunyai dampak positif pada tumbuh kembang anak-anaknya. Orang tua yang mendidik dengan cara lebih demokratis,” ungkap Kak Seto saat dihubungi Inilah.com.

Kak Seto pun mendorong, agar orang tua dapat menjadi sahabat atau teman bagi sang anak, sehingga tidak ada batasan dalam hal komunikasi.

“Orang tua harus memposisikan dirinya sebagai temannya anak atau sahabatnya anak, supaya anak tidak kabur. Anak itu ya bisa kabur. Entah kabur keluar minggat ke luar rumah atau kaburnya ke kamar. Tapi ini kabur ke gadget. Di gadget ini anak semakin banyak teracuni oleh hal-hal yang negatif,” paparnya. 

Back to top button