Arena

Aleksander Ceferin Terpilih Kembali sebagai Presiden UEFA untuk Ketiga Kalinya

Aleksander Ceferin, pria asal Slovenia, terpilih kembali sebagai presiden Federasi Sepak Bola Eropa (UEFA) untuk ketiga kalinya tanpa oposisi dalam sebuah Kongres UEFA ke-47 di Lisbon, Portugal pada Rabu (5/4/2023) lalu.

Ceferin pertama kali terpilih sebagai presiden UEFA pada tahun 2016 setelah menggantikan Michel Platini yang dipaksa keluar karena melakukan pelanggaran etika. Dalam kongres yang baru saja berlangsung, Ceferin menyatakan rasa terima kasihnya atas dukungan yang diberikan dan menganggap jabatan ini sebagai sebuah kehormatan dan tanggung jawab besar.

“Saya ingin berterima kasih dari lubuk hati saya atas dukungan kalian. Ini sangat berarti bagi saya,” kata pria berusia 55 tahun tersebut di Lisbon dalam sambutannya yang dikutip AFP.

“Sebuah kehormatan besar, tetapi juga tanggung jawab besar yang saya emban untuk kalian dan juga sepak bola,” katanya melanjutkan.

Meskipun Ceferin kembali terpilih tanpa oposisi, ia masih dihadapkan pada beberapa tantangan, termasuk rencana Gianni Infantino untuk mengadakan Piala Dunia setiap dua tahun sekali yang ditentang oleh Ceferin.

Selain itu, Ceferin juga menentang proyek Liga Super Eropa yang diprakarsai oleh beberapa klub top Eropa pada April 2021, yang dianggap sebagai ancaman langsung terhadap kompetisi klub kontinental UEFA, Liga Champions.

Ceferin meminta para penggemar, federasi sepak bola, dan pemerintah untuk menentang “proposal yang mementingkan diri sendiri dan memalukan” tersebut.

Dalam pidatonya menjelang pemilihannya kembali, Ceferin juga menyoroti perlunya menekan pelanggaran hak terhadap pemain dan memastikan bahwa sepak bola Eropa tetap didasarkan pada prestasi olahraga dan tidak ada ruang untuk kartel di benua ini. Ia juga menekankan pentingnya sepak bola sebagai olahraga inklusif, terbuka untuk semua orang, dan menyatakan bahwa pendekatan baru harus dipikirkan untuk mengatasi pelanggaran hak pemain.

“Sepak bola adalah olahraga inklusif, terbuka untuk semua orang. Sayangnya, beberapa orang masih belum memahami konsep ini. Itulah sebabnya kami harus memikirkan kembali pendekatan kami,” pungkas Ceferin.

Back to top button