News

Adu Kuat Kyai Said dan Gus Yahya, Kyai As’ad Muncul di Ujung

Kerasnya persaingan KH Said Aqil Siradj dengan Gus Yahya Cholil Staquf di Muktamar PBNU Lampung, dikhawatirkan menjadi bibit perpecahan di NU.

Kekhawatirkan ini disampaikan Aktivis NU, Uchok Sky Khadafi, Jakarta, Rabu (22/12/2021). Dalam hajatan kalangan Nahdliyin ini, Uchok memprediksikan, Gus Yahya bakalan terpilih menjadi Ketum PBNU, merontokkan KH Said Aqil Siradj sebagai petahana. “Salah satu faktor kemenangan Gus Yahya adalah dukungan Wakil Ketua DPR sekaligus Ketum PKB, Muhaimin Iskandar,” papar Uchok.

Kemenangan Gus Yahya, putera Almarhum KH Cholil Bisri, pengasuh Ponpes Raudlatut Thalibien Rembang, sekaligus pendiri PKB itu, menurut analisa Uchok, sulit dilawan. Bisa saja Gus Yahya menang aklamasi. “Kalau pun voting satu suara satu cabang, Gus Yahya sepertinya sulit dilawan,” ungkapnya.

Hanya saja, lanjut pakar politik anggaran ini, loyalis KH Said Aqil pasti akan menolak keras kemenangan Gus Yahya. Isu kecurangan atau politik uang, bisa saja dihembuskan pasca proses pemilihan. “Awal-awal sudah berhembus isu intervensi dari pemerintah, yakni Kementerian Agama (Kemenag). Ada insruksi kepada pemilik suara NU agar tidak memilih orang lama. Di luar dua kubu itu, bisa saja muncul kubu Indonesia Timur yang tidak menghendaki keduanya. Ini masalah serius juga,” tuturnya.

Untuk menghindari perpecahan pasa Muktamar PBNU Lampung, lanjutnya, proses pemilihan Ketum PBNU sebaiknnya menggunakan sistem Ahlul Halli Wal Aqdi (AHWA). Artinya, PCNU dan PWNU memilih para kiayi sepuh untuk menjadi AHWA. Selanjutnya para kiayi sepuh pilihan itu yang memilih Ketum PBNU. “Cara ini bisa menghindari berbagai ekses negatif. Termasuk itu tadi, menghindari terbelahnya Nahdlatul Ulama,” ungkapnya.

Kemudian, yang harus ingat, komposisi anggota AHWA sebaiknya menghindari unsur pemerintah. “Termasuk Kyai Ma’ruf Amin sebaiknya tidak masuk AHWA. Agar proses pemilihan orang terbaik di NU benar-benar mursni tanpa intervensi,” ungkapnya.

Masih kata Uchok, organisasi sebesar NU tidak pernah kekurangan orang terbaik. Banyak sekali tokoh NU yang begitu membumi, punya jaringan luas dan sangat disegani para kiayi sepuh serta tokoh NU. “Ada nama Kyai As’ad Said Ali. Wakil Ketum PBNU dan mantan wakil Kepala BIN. Saya yakin beliau adalah salah satu tokoh perekat yang kini dimiliki NU,” pungkasnya.

Iwan Purwantono

Mati dengan kenangan, bukan mimpi
Back to top button