Market

8 Bulan Duit Asing Minggat Rp69 Triliun, Sri Mulyani Ancang-ancang Kerek Yield

Investor asing mulai berpaling dari surat berharga negara (SBN), lantaran yield yang ditawarkan kurang ‘nendang’. Ini membuat Menteri Keuangan Sri Mulyani atur strategi lagi.

Pemerintah mencatat, dana asing yang minggat dari pasar obligasi Tanah Air, mencapai Rp 69 triliun sejak Januari hingga Agustus 2022. Urusannya, imbal hasil SBY kurang oke.

Sri Mulyani mengatakan, dana asing yang keluar dari negara emerging market, mencapai US$50 miliar, atau setara Rp738 triliun per 10 Agustus 2022.

Adapun keluarnya dana asing dari negara-negara berkembang, termasuk Indonesia yang ancang-ancang mengerek naik imbal hasil, serta biaya dana atau cost of fund dari negara-negara tersebut.

“Dengan volatilitas dan penguatan dolar AS, terjadi aliran modal asing keluar dan kita lihat khusus Indonesia juga menghadapi sama dengan emerging market atau pasar berkembang,” ujar Sri Mulyani.

Menurutnya, modal asing yang keluar relatif bisa diminimalkan, karena SBN Indonesia yang dipegang asing hanya 15,57 persen. Adapun perbankan dan Bank Indonesia (BI) masih mendominasi kepemilikan surat utang negara.

Jika dibandingkan 2019, ketika asing masih memegang 38 persen SBN, dampak guncangan aliran modal asing keluar akan jauh lebih besar. Maka demikian, pendalaman pasar keuangan sangat diperlukan stabilitas pasar keuangan di Tanah Air.

“Makin banyak orang Indonesia yang berinvestasi SBN, pasar keuangan domestik semakin dalam dan tebal, sehingga kalau terjadi guncangan seperti sekarang maka guncangan itu relatif tidak menimbulkan gelombang yang besar bagi instrumen keuangan kita,” ucapnya.

Adapun spread atau jarak SBN dengan obligasi AS relatif terjaga level 433 basis poin (bps)atau semakin menyempit dibandingkan pada awal 2022 sebesar 473 bps, di tengah pasar keuangan yang volatil.

Back to top button