News

5 Negara Barat Tegaskan Dukungan pada Israel, Abaikan Penderitaan Rakyat Palestina

Pemimpin dari lima negara—Inggris, Amerika Serikat, Prancis, Jerman, dan Italia— pada Senin (9/10/2023) waktu setempat resmi merilis pernyataan bersama yang menunjukkan dukungan mutlak pada Israel, tanpa mempertimbangkan dampak serius dari serangan Israel terhadap penduduk sipil Palestina di Gaza.

Pernyataan ini dikeluarkan setelah serangan udara dan pengepungan total oleh Israel terhadap Jalur Gaza, sebagai respons terhadap serangan roket oleh kelompok perlawanan Palestina, Hamas, yang dipandang sebagai tindakan untuk melawan okupasi dan blokade Israel yang telah berlangsung selama puluhan tahun.

“Kami menjelaskan bahwa tindakan teroris dari Hamas tidak memiliki justifikasi, tidak memiliki legitimasi, dan harus dikecam secara universal,” demikian isi pernyataan tersebut. “Tidak ada alasan yang dapat membenarkan terorisme,” tulis pernyataan tersebut mengutip laman The Independent.

Pernyataan ini dirilis setelah sebuah panggilan antara Perdana Menteri Inggris, Rishi Sunak; Presiden AS, Joe Biden; Presiden Prancis, Emmanuel Macron; Kanselir Jerman, Olaf Scholz; dan Perdana Menteri Italia, Giorgia Meloni. Kelima negara tersebut membentuk organisasi internasional Quint.

Sekurang-kurangnya 1.100 orang dilaporkan telah tewas sejak konflik dimulai pada hari Sabtu (7/10/2023). Serta lebih dari 100 orang telah diculik oleh Hamas, menurut pernyataan Kementerian Luar Negeri Israel.

Pemimpin dari kelima negara itu tampaknya tidak mempertimbangkan dampak kemanusiaan dari serangan Israel, yang telah menewaskan lebih dari 413 warga Palestina, dan justru memfokuskan pernyataan mereka pada dukungan penuh terhadap Israel. Pernyataan tersebut bahkan menggunakan kata ‘terorisme’ untuk menggambarkan tindakan perlawanan dari Hamas, sementara mengabaikan bahaya yang dihadapi oleh warga sipil Palestina setiap hari.

Selain itu, kelima negara ini tidak menyebutkan sama sekali tentang jumlah korban sipil di pihak Palestina, serta memilih untuk tidak mengkritik tindakan Israel yang banyak dianggap sebagai pelanggaran terhadap hukum humaniter internasional.

Pernyataan ini juga mengecilkan apa yang disebutnya sebagai ‘aspirasi sah’ rakyat Palestina, namun pada saat yang sama mengecam perlawanan yang dilakukan oleh Hamas—kelompok yang terpilih secara demokratis oleh rakyat Palestina—sebagai tidak sah dan tanpa justifikasi.

Kritik ini semakin menegaskan pandangan bahwa kelima negara ini lebih memilih untuk mempertahankan hubungan bilateral mereka dengan Israel daripada menekankan hak-hak asasi dan kebebasan bagi rakyat Palestina. Dengan demikian, pernyataan ini memberikan isyarat kuat bahwa dukungan internasional masih cenderung satu sisi dan mengabaikan penderitaan yang dialami oleh rakyat Palestina.

Back to top button