News

5 Faktor Ini Bisa Memicu Anies Ditinggal Partai Pengusungnya


Kubu Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN) tengah berjuang menggugat hasil Pilpres 2024 ke Mahkamah Konstitusi (MK). Tantangan bagi kubu AMIN bukan saja harus bisa membuktikan tuduhan yang mereka suarakan, tapi juga bagaimana bisa menghadapi sengketa ini tanpa dukungan partai-partai pengusung.

Mungkin anda suka

Selang dua hari usai pengumuman KPU, Partai NasDem, motor dari koalisi pengusung AMIN, menerima kunjungan Prabowo. Ketum Surya Paloh memberikan sambutan yang meriah, lengkap dengan karpet merah. Bukan cuma NasDem, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) juga disebut-sebut mulai menunjukkan gelagat serupa.

Pengamat politik sekaligus Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting Pangi Syarwi Chaniago mengatakan semua parpol membutuhkan pembiayaan yang tinggi, yang tentunya butuh bantuan dan sokongan dari negara. Pangi secara spesifik menyinggung PKS yang sudah 10 tahun berada di luar pemerintahan, tentu bukan perkara mudah untuk bisa bertahan hingga saat ini.

“Terutama parpol yang sudah pernah 10 tahun jadi oposisi, parpol pada akhirnya ngak tahan jadi oposisi. Situasi parpol bergantung pada negara dalam hal pemenuhan kebutuhan finansial parpol,” katanya kepada Inilah.com, di Jakarta, Jumat (22/3/2024).

Seruan Berpikir Logis

Ketimbang PKS, pihak NasDem memang lebih terang-terangan menunjukkan gelagat akan meninggalkan Anies. Terbaru, melalui postingan Instagramnya, Bendahara Umum Partai NasDem, Ahmad Sahroni mengatakan,  tidak ada yang salah dengan langkah yang diambil partainya.

post-cover
Capres nomor urut 1, Anies Baswedan (kanan) bersama Bendahara Umum Partai Nasdem Ahmad Sahroni (tengah) dan cawapres nomor urut 1 Muhaimin Iskandar (kiri). (Foto: Inilah.com/Syahidan)

Ia menyebut, sudah seharusnya partai politik mengambil langkah yang mengutamakan keutuhan bangsa. “Mowning, Mowning. Hayo mari berpikir secara rasional, persatuan itu lebih penting,” tulis dia, dikutip Minggu (24/3/2024).

Selain postingan Sahroni, berikut sejumlah hal lain yang memicu munculnya dugaan di kalangan masyarakat, terkait Anies akan ditinggal partai-partai pendukungnya:

1. Pertemuan Prabowo-Surya Paloh

Pada Jumat (22/3/2024) siang,  terjadi pertemuan antara Prabowo dengan jajaran DPP Partai NasDem. Prabowo tiba di NasDem Tower, Gondangdia, Jakarta Pusat, Jumat (22/3/2024) sekitar pukul 13.36 WIB dengan menggunakan kendaraan pribadinya berwarna putih.

Kedatangan capres terpilih hasil Pemilu 2024 itu sudah ditunggu dan langsung disambut oleh Surya Paloh. Bahkan Paloh langsung memeluk hangat Prabowo saat tiba di depannya. Prabowo dan Paloh juga saling memberikan salam hormat. Keduanya saling melempar senyum saat bertatap muka.

post-cover
Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh (kiri) bersama Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto (kanan) di NasDem Tower, Jumat (22/4/2024). (Foto: Antara).

Prabowo pun tanpa ragu mengajak Surya Paloh untuk bergabung bersama Koalisi Indonesia Maju (KIM). Merespons tawaran itu, Paloh mengaku masih melihat perkembangan ke depan terkait bergabungnya NasDem bersama kabinet Prabowo-Gibran. Menurutnya kemungkinan NasDem bergabung ke KIM sebesar 50 persen. “Kita lihat perkembangan ke depan. Fifty fifty possibility ya,” ucapnya.

2. Sambut Anies Tak Semeriah Prabowo

Ada perbedaan perlakuan yang diberikan Partai NasDem terhadap Anies Baswedan, capres yang diusungnya. Anies yang kabarnya mendadak dipanggil sang Ketum Surya Paloh, saat tiba di NasDem Tower tidak mendapat sambutan semeriah kehadiran presiden terpilih Prabowo Subianto siang tadi.

Anies disambut oleh Ketua DPP Partai NasDem Sugeng Suparwoto, Jumat (22/3/2024). Berbeda dengan suasana penyambutan Prabowo siang tadi. Saat Prabowo tiba, ada karpet merah yang disiapkan.

Surya Paloh juga menyambut langsung kedatangan Prabowo. Tapi, baik Paloh atau karpet merah tak lagi terlihat saat Anies tiba di NasDem Tower. Anies masuk ke NasDem tower melalui sisi kiri gedung.

3. PKS Terima Hasil Pemilu

Sekretaris Jenderal Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Aboe Bakar Alhabsyi mengaku menerima keputusan Komisi Pemilihan Umum (KPU) terkait hasil Pemilu tingkat nasional yang menetapkan paslon nomor urut 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka sebagai presiden dan wakil presiden terpilih.

post-cover
Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Habib Aboe Bakar Alhabsyi. (Foto: Inilah.com/ Diana Rizky)

Keputusan menerima hasil tersebut tidak jauh berbeda dengan sikap Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh. “Ya kita enggak jauh berbeda dengan tim inti,” ujar Aboe usai mengikuti rapat pleno Pemilu 2024, di Kantor KPU, Jalan Imam Bonjol, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (20/3/2024) malam.

Aboe juga mengaku puas dengan hasil pemilu legislatif dimana PKS mengantongi 8,24 persen suara, meningkat dibanding Pemilu 2019. “Buat kami PKS, cukup.  Paling tidak meningkat lah walau hanya 3 kursi jadi 5 kursi. Artinya dari 8 juta sampai 12 juta suara,” kata Aboe.

4. PKS Pikir-pikir soal Hak Angket

Sekjen PKS, Aboe juga menyatakan pihaknya masih pikir-pikir untuk mendukung wacana menggulirkan hak angket dugaan kecurangan pemilu di DPR. Ia beralasan, tidak mau partainya maju untuk urusan yang berpotensi berakhir sia-sia.

“Ya kita lihat saja perkembangan, kalau jumlahnya (pengusul) kita liat (solid) maju terus. Kalau tidak ya sudah,” ucap Aboe, usai memberi selamat kepada Prabowo-Gibran setelah ditetapkan KPU sebagai pemenang Pilpres 2024, di Kantor KPU, Rabu (20/3/2024) malam.

5. Penurunan Bendera NasDem

post-cover
Momen bendera Partai NasDem diturunkan oleh salah satu relawan AMIN. (Foto: nusantaratv).

Bendera Partai NasDem yang terpasang di Markas Pemenangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar atau Cak Imin (AMIN) di Jalan Diponegoro 10, Menteng, Jakarta Pusat, tiba-tiba diturunkan oleh seorang relawan, pada Kamis (21/3/2024).

Relawan itu melakukannya lantaran kecewa dengan sikap Partai NasDem yang menerima hasil Pemilu 2024. Insiden penurunan bendera Partai NasDem itu terjadi sekitar pukul 11.15 WIB. Tepatnya setelah Anies dan Cak Imin menggelar konferensi pers menyikapi hasil pilpres 2024.

Seorang relawan yang mengaku dari Barisan Anak Kolong (Barak) AMIN bernama Zacky Huda tiba-tiba menghampiri tiang bendera yang berada di halaman Markas Pemenangan AMIN, kemudian menurunkan bendera. Melihat insiden itu, beberpa relawan lainnya ada yang tidak setuju dengan aksi yang dilakukan Zacky.

Back to top button