Kanal

Kisah Perjuangan Wisudawan Selama Berkuliah di ITB

Wander Dream merupakan salah satu rangkaian acara Perayaan Wisuda April 2023 yang telah disiapkan oleh panitia. Wander Dream adalah wadah untuk mengapresiasi wisudawan serta memberi insights kepada massa kampus mengenai perjuangan wisudawan selama berkuliah di ITB. Wander Dream dikemas secara menarik dalam bentuk talkshow dengan menghadirkan dua narasumber yang merupakan wisudawan ITB.

Diawali dengan pengenalan profil narasumber, yaitu Ajeng Anasthasia dan Widya Ramadani. Ajeng Anasthasia merupakan wisudawan yang berpengalaman sebagai ketua terpusat Wisuda April dan Juli ITB 2020 dan pernah menjabat sebagai ketua Atmosphaira Competition 2022.

Mungkin anda suka

Sedangkan, Widya Ramadani pernah menjadi bagian dari Badan Perwakilan Anggota (BPA) Himpunan Mahasiswa Sipil (HMS) ITB 2021, Junior Stuctural Engineer at Studio LAPI Ganeshatama Consulting, dan Kang Nong Banten 2022.

Ditulis oleh Jihan Camilla Az Zahra dan Fortuna Aurellia Sandra Dewi, mengingat kesan pertama mereka ketika pertama kali menginjakkan kaki di ITB, pada awalnya Ajeng merasa sulit untuk menentukan jurusan. Suatu ketika, disaat Ajeng sedang mengendarai motor sambil memandangi indahnya langit biru dengan awan putih hal ini menginspirasinya, akhirnya memutuskan masuk jurusan meteorologi.

“Pada saat pengumuman lolos di ITB pastinya excited dan terharu karena bisa lolos di kampus dan fakultas impian,” ungkap Ajeng, Bandung, Kamis (04/05/2023).

Selanjutnya, Widya juga menceritakan awalnya Ia tidak menyangka lolos ITB karena 2 minggu sebelum SBMPTN Ia mengikuti seleksi Duta Wisata Cilegon.

Namun dengan tekad yang kuat dan dukungan orang-orang terdekat, Widya mampu lolos SBMPTN ITB. Selanjutnya, Widya menyampaikan tujuannya selama berkuliah di ITB, yaitu untuk bisa bertahan sampai lulus menjadi seorang sarjana.

Kemudian, dia berpartisipasi dalam himpunan mahasiswa jurusannya. Sedangkan, Ajeng yang awalnya tak tahu menahu mengenai dunia perkuliahan ini sehingga tidak punya ekspektasi terhadap apapun.

Pada akhirnya, dia memutuskan untuk mengikuti apapun supaya tidak menyianyiakan kesempatan untuk berpartisipasi dalam kegiatan di kampus karena dapat menjadi wadah untuk berkembang.

Menurut Widya, cara untuk beradaptasi dalam pembelajaran adalah kita harus mengingat kewajiban sebagai mahasiswa untuk belajar.

“Kita perlu mengenali diri sendiri. Dengan mengenali diri sendiri kita dapat mengetahui cara belajar terbaik karena setiap orang mempunyai cara belajar masing-masing,” kata Widya.

Satu hal yang ditekankan oleh Widya adalah jangan belajar ketika satu hari sebelum ujian, karena akan membuat panik dan akhirnya gagal dalam mengerjakan ujian.

Hal tersebut didukung oleh pendapat Ajeng, yaitu belajar haruslah disesuaikan dengan kemampuan dan kapasitas setiap orang.

Kalaupun gagal, tidak bisa untuk mengubah hal tersebut, tetapi janganlah menyerah, melainkan jadikanlah kegagalan tersebut sebagai bahan pembelajaran untuk lebih baik ke depan.

Selain belajar, juga harus memperbanyak relasi selama di perkuliahan. Namun seringkali mahasiswa gagal dalam memilih teman yang sesuai. Ajeng berpendapat bahwa setiap orang punya dua pilihan dalam harus mencari teman yakni mencari teman yang satu mindset atau yang sangat berbeda dengan supaya bisa belajar dari orang tersebut.

Widya juga menambahkan untuk jangan takut untuk memilih teman yang sesuai. “Karena teman sangatlah berdampak bagi kehidupan kita ke depan,” tegas Widya.

Back to top button