Market

2 Bulan Operasi Roda LRT Jabodebek Keropos, PT INKA Layak Masuk MURI

Pengamat transportasi dari Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI), Deddy Herlambang merasa heran dengan ausnya roda LRT Jabodetabek. Padahal roda kereta api, standarnya diganti setelah berjalan 1,5 juta kilometer (km). Atau 12 tahun beroperasi.

“Katakanlah roda LRT Jabodebek dipakai perjalanan, paling banter ratusan ribu kilometer. Belum sejutaan, tapi kok sudah aus. Ini salah desain rel atau bahan rodanya. Aneh dan memalukan ini,” kata Deddy, Jakarta, Sabtu (28/10/2023).

Lebih kaget lagi, kata Deddy, PT Industri Kereta Api (Persero/INKA) selaku empunya LRT Jabodetabek, tidak memberikan garansi atas operasional lagi. “Biasanya ada garansi saat operasional kereta. Bisa 2 atau 5 tahun, bergantung pabrikan. Nah, ini kayaknya enggak ada. Kan aneh,” ungkapnya.

Yang bikin miris, kata Deddy, PT INKA selaku produsen rangkaian LRT Jabodebek, tidak memproduksi roda serep alias cadangan. Jangan kaget bila LRT Jabodebek harus pesan 1.000 roda ke PT INKA. Yang diprediksikan rampung pada Januari 2024.

Agar kejadian memalukan ini tidak terulang, Deddy mengusulkan agar Kementerian Perhubungan (Kemenhub) membentuk tim independen. Tim ini berisikan profesional di bidang sarana maupun prasarana perkeretapian.

“Nantinya tim independen ini lakukan audit besar, sehingga ketemu akar masalahnya. Bukan seperti sekarang, masing-masing pihak tak mau disalahkan,” ungkap Deddy.

Manajer Humas LRT Jabodebek, Kuswardojo mengakui, LRT Jabodebek terpaksa harus pesan roda, akibat ausnya kepingan roda kereta tak bermasisinis itu.

“Setelah beroperasi kurang lebih selama dua bulan, kami baru tahu bahwa tingkat keausan roda LRT ternyata cukup tinggi. Makanya kami memesan 1.000 roda baru ke PT INKA selaku produsen,” kata Kus, sapaan akrabnya, Rabu (25/10/2023).

Kus mengatakan, penggantian roda yang sudah aus tanpa melalui proses bubut, bisa memangkas banyak waktu. Jika melalui proses bubut, maka dibutuhkan waktu hingga satu pekan.

Sementara, penggantian roda lama bisa lebih cepat lagi. Tapi sayang, rodanya tidak tersedia di PT INKA, sehingga harus menunggu proses produksi terlebih dahulu. Yang memakan waktu hingga berbulan-bulan.

“Masalah terbesar kami saat ini adalah pembubutan roda. Kami hanya punya satu mesin bubut, tetapi mesin bubut itu harus melayani banyak train set atau rangkaian kereta yang rodanya sudah aus. Akibatnya ada penumpukan,” tutur dia.

Kus mengungkapkan ada 18 rangkaian kereta yang harus dibubut saat ini. Belasan rangkaian itu harus dibubut karena tingkat keausan rodanya nyaris menyentuh ambang batas, yakni 8 milimeter.

“LRT Jabodebek ini kan semuanya by system. Makanya kami tak mau ambil risiko. Ketika sudah ada roda yang tingkat ausnya mencapai 5-6 milimeter, harus dibubut langsung,” ungkap dia.

Akibat adanya antrian pembubutan roda, Kus tak menampik jadwal LRT Jabodebek menjadi terganggu. Jika LRT Jabodebek sebelumnya bisa melayani 234 perjalanan dengan 16 rangkaian kereta, kini hanya ada 131 perjalanan yang bisa dinikmati masyarakat. Sebab, hanya ada 9 rangkaian kereta yang berada dalam kondisi normal.

Back to top button