Market

Road to ISES 2023, Mendag Zulhas: Perwakilan Perdagangan di 45 Negara Siap Kolaborasi dengan UMKM dan Start-Up

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan kembali menegaskan pentingnya kerja sama dan kolaborasi dalam memaksimalkan potensi perkembangan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dan pelaku usaha rintisan (start-up). Khususnya kerja sama dalam menggarap pasar dalam dan luar negeri sehingga dapat mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia. Perwakilan perdagangan di 45 negara di dunia siap berkolaborasi untuk mengembangkan pasar ekspor.

Hal ini disampaikan Mendag Zulhas saat menjadi pembicara dalam acara gelar wicara ‘Road to Indonesia Startup Ecosystem Summit (ISES) 2023’ pada Surakarta, Jawa Tengah, Jumat (11/8/2023). Acara yang dipandu Staf Khusus Presiden Putri Tanjung itu juga menghadirkan narasumber lainnya yakni Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Teten Masduki, Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi, serta Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno. Turut hadir Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka.

“Kata kuncinya, kolaborasi dan kerja sama. Kalau sendiri, UMKM akan tetap maju tetapi membutuhkan waktu yang lama,” ujar Mendag Zulhas.

Orang nomor satu di Kementerian Perdagangan itu mengungkapkan, untuk membuka akses pasar produk UMKM, Kemendag memiliki perwakilan dagang di 45 negara. Perwakilan tersebut terdiri atas satu Duta Besar di Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), satu Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia (KDEI), satu Konsulat Dagang, 23 Atase Perdagangan, serta 19 Indonesian Trade Promotion Center (ITPC).

“Kantor perwakilan dagang ini bisa dimanfaatkan UMKM untuk memajang dan mempromosikan produk-produknya,” tandas Mendag Zulhas.

Ia melanjutkan, Kemendag juga membuka akses melalui perjanjian kerja sama dengan negara mitra untuk mengurangi hambatan ekspor. Saat ini, Kemendag sudah menyelesaikan 30 perjanjian dagang, di antaranya dengan ASEAN dan Uni Emirat Arab. Selain itu, Kemendag juga terus membuka pasar nontradisional, misalnya dengan India dan Pakistan.

“Kemendag juga membuat ‘toll way’ karena kalau tidak dilakukan, hambatan ekspornya akan banyak. Misalnya, kalau kirim sepatu ke Uni Eropa kena pajak 9 persen, kalau kirim makanan kena pajak 20 persen,” jelas Mendag Zulhas.

Ia mengungkapkan, untuk dalam negeri, Kemendag telah mengembangkan ekosistem dengan membangun kolaborasi empat pilar, yakni UMKM, lokapasar (marketplace), ritel modern, dan lembaga pembiayaan. Lokapasar (marketplace) dapat bersinergi dengan UMKM melalui serangkaian pelatihan oleh penyedia layanan lokapasar untuk UMKM.

Sedangkan ritel modern berperan memberikan akses kemitraan agar jangkauan produk UMKM dapat semakin luas, di antaranya diwujudkan melalui ritel-ritel modern yang memasok produk-produk UMKM lokal khas dari suatu daerah. Adapun lembaga pembiayaan atau perbankan memberikan akses pembiayaan bagi UMKM.

“Marketplace dapat bekerja sama dengan UMKM dengan memberikan pelatihan, misalnya pemasaran digital dan kemasan. Keduanya saling membutuhkan marketplace mendapatkan penyuplai sedangkan UMKM pasar melalui marketplace. Sementara ritel modern akan mendapatkan suplai produk dari UMKM dan sebaliknya UMKM mendapatkan pasar melalui ritel modern. Berikutnya, perbankan penting sekali karena permasalahan utama UMKM adalah modal,” kata Mendag Zulhas.

Ia menambahkan, ekosistem ini harus dibangun untuk mengakselerasi perkembangan UMKM. Selain itu, diperlukan kerja sama semua pihak untuk melindungi UMKM.

“Kita sedang melakukan penataan e-commerce (niaga elektronik) untuk melindungi UMKM agar tidak diserbu negara lain dengan cara-cara yang diperbolehkan,” ucap Mendag Zulhas.

Kolaborasi Umkm

UMKM memiliki kontribusi vital terhadap perekonomian Indonesia. Ini mengingat 99 persen unit usaha di indonesia merupakan UMKM dan memiliki kontribusi sebesar 60,5 persen terhadap produk domestik bruto (PDB). Selain itu, sektor ini mampu menyerap tenaga kerja nasional mencapai 96,9 persen. Saat ini, 84,4 persen UMKM telah kembali beroperasi setelah terpuruk akibat pandemi COVID-19.

Dari sisi ekonomi digital, dalam lima tahun terakhir (2018-2022), sektor ini berkontribusi potensi besar bagi perekonomian Indonesia. Menurut data Indonesia SEA Economy Report 2022, ekonomi digital Indonesia diprediksi mencapai US$77 miliar pada 2022 dan diproyeksikan mencapai US$130 miliar pada 2025.

Selain itu, e-commerce dan e-ritel juga berkontribusi besar pada perkembangan ekonomi digital Indonesia. Bank Indonesia mencatat nilai transaksi e-commerce sepanjang 2022 mencapai Rp476,3 triliun, dan pada 2023 diperkirakan mencapai Rp533 triliun.

Back to top button