Hangout

10 Warisan Dunia UNESCO yang Ada di Indonesia, Ada yang Baru Diresmikan!

Dalam sidang ke-45 Komite Warisan Dunia UNESCO yang digelar di Riyadh pada 10-25 September 2023 kemarin, UNESCO merampungkan tambahan 47 situs baru ke dalam daftar Warisan Dunia, salah satunya adalah kawasan cagar alam Uruq Bani Ma’arid Reserve di Arab Saudi.

Berkat penambahan situs baru itu, Arab Saudi kini memiliki dua situs Warisan Dunia selain cagar alam Saudi – Ancient Jericho di Palestina dan Pulau Djerba di Tunisia.

Menariknya, selain Utuq Bani Ma’arid Reserve, ternyata salah satu warisan budaya di Indonesia juga diresmikan sebagai salah satu Warisan Budaya yang diakui dunia.

Berkat penambahan itu, Indonesia memiliki 6 Warisan Budaya dan 4 Warisan Alam yang diakui oleh UNESCO.

Penasaran dengan daftar lengkapnya? Berikut 10 daftar Warisan Dunia UNESCO yang ada di Indonesia:

1. Kawasan Candi Borobudur

Candi Borobudur menjadi salah satu Warisan Dunia UNESCO di Indonesia (Photo: Getty Images)
Candi Borobudur menjadi salah satu Warisan Dunia UNESCO di Indonesia (Photo: Getty Images)

Kawasan Candi Borobudur ditetapkan sebagai salah satu warisan budaya dunia UNESCO di Indonesia pada Jumat, 13 Desember 1991.

Mengutip dari website UNESCO, Senin (25/09/2023), Candi Borobudur merupakan salah satu monumen Buddha terbesar di dunia yang dibangun pada abad ke-8 dan ke-9 Masehi pada masa pemerintahan Dinasti Syailendra.

Monumen yang terletak di Lembah Kedu, Magelang, Jawa Tengah ini dibangun dalam 3 tingkatan: dasar piramida dengan lima teras persegi konsentris, batang kerucut dengan tiga platform melingkar, dan di atas terdapat sebuah stupa monumental.

Mengutip dari berbagai sumber, ada beberapa alasan mengapa UNESCO menjadikan Candi Borobudur sebagai warisan dunia, salah satunya adalah:

  1. Kompleks Candi Borobudur dengan piramida berundak dan tidak beratap terdiri dari sepuluh teras yang tumpah tindih, dimahkotai oleh kubah besar berbentuk lonceng adalah perkawinan harmonis antara stupa, candi, dan gunung yang merupakan mahakarya arsitektur Buddhis dan seni monumental.
  2. Merupakan contoh seni dan arsitektur Indonesia di awal abad ke-8 dan abad ke-9 yang memberi pengaruh besar pada kebangkitan arsitektur antara pertengahan abad ke-13 dan awal abad ke-16.
  3. Candi Borobudur ditata dalam bentuk teratai, bunga suci Buddha, yang menjadi cerminan luar biasa dari perpaduan ide yang sangat sentral dari pemujaan leluhur asli dan konsep Buddhis untuk mencapai nirwana.

2. Kawasan Candi Prambanan

Candi Prambanan (Photo: Getty Images)
Candi Prambanan (Photo: Getty Images)

Pada Jumat, 13 Desember 1991, Kawasan Candi Prambanan yang merupakan kompleks candi bercorak Hindu terbesar di dunia juga ditetapkan sebagai Warisan Budaya Dunia UNESCO.

Kawasan Candi Prambanan merupakan sebuah kompleks yang terdiri dari 240 candi yang dibangun pada masa kejayaan Dinasti syailendra di abad ke-8 Masehi.

Kawasan candi ini terdiri dari Candi Prambanan (disebut juga Loro Jonggrang), Candi Sewu, Candi Bubrah, dan Candi Lumbung.

Warisan dunia yang satu ini memiliki kekayaan arsitektur dan budaya yang menjadi bukti nyata kehidupan umat beragama di masa lalu hidup bersama secara damai.

Mengutip dari halaman UNESCO, Kawasan Candi Prambanan memenuhi dua dari sepuluh kriteria dari UNESCO, yakni:

Kriteria (i): Kompleks Candi Prambanan menampilkan keagungan kebudayaan seni Siva sebagai mahakarya masa klasik di Indonesia dan daerah.

Kriteria (iv): Properti tersebut merupakan kompleks keagamaan yang luar biasa, ciri ekspresi Siva abad ke-10.

3. Situs Manusia Purba Sangiran

Situs Manusia Purba Sangiran (Photo: Perpustakaan Provinsi Jateng)
Situs Manusia Purba Sangiran (Photo: Perpustakaan Provinsi Jateng)

Pada 7 Desember 1996, UNESCO menetapkan Situs Manusia Purba Sangiran sebagai salah satu Warisan Budaya Dunia.

Situs ini pertama kali diteliti pada 1864 oleh P.E.C Schemulling yang menemukan fosil vertebrata. Pada tahun 1895, seorang peneliti Belanda, Eugene Dubois, mengunjungi situs itu untuk melakukan penelitian lebih lanjut. Tapi tidak ditemukan apa-apa.

Penelitian masih terus berlanjut, hingga pada tahun 1932, Von Koenigswald menemukan berbagai peralatan manusia purba dengan berbekal peta geologi buatan L.J.C van Es.

Empat tahun kemudian, Koenigswald menemukan fosil rahang kanan manusia purba yang ditemukan penduduk Sangiran. Penggalian dan penelitian masih terus berlanjut hingga pada akhirnya dia berhasil menemukan fosil manusia purba Homo erectus di tahun 1941.

Berdasarkan hasil kumpulan data, terdapat lebih dari 100 fosil manusia purba jenis Homo erectus di Situs Sangiran. Bahkan 50 persen fosil temuan Homo erectus di dunia berasal dari Sangiran.

Tidak hanya fosil manusia, situs ini juga menemukan banyak alat perkakas yang digunakan manusia pada prasejarah.

Berkat banyaknya temuan arkeolog dan sumbangsihnya terhadap ilmu pengetahuan, akhirnya UNESCO menetapkan Situs Manusia Purba Sangiran sebagai salah satu situs Warisan Dunia.

4. Sistem Subak Bali

Salah satu warisan dunia Indonesia Sistem Subak Bali (Photo: Getty Images)
Salah satu warisan dunia Indonesia Sistem Subak Bali (Photo: Getty Images)

Subak adalah sistem pengairan masyarakat Bali yang menyangkut hukum adat yang mempunyai ciri khas, yaitu sosial, pertanian, keagamaan dengan tekad dan semangat gotong royong dalam usaha memperoleh air dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan pertanian.

Subak mencermikan konsep filosofis Tri Hita Karana yang lahir dari pertukaran antara Bali dan India. Filosofi ini mengajarkan bahwa manusia dapat hidup bahagia, aman, tentram, dan lahir batin.

Berdasarkan laman UNESCO, Sistem Subak Bali memiliki 3 kriteria yang memenuhi sebagai persyaratan Warisan Budaya Dunia, salah satunya adalah:

Kriteria (iii): Tradisi budaya yang membentuk lanskap Bali, setidaknya sejak abad ke-12, merupakan konsep filosofis kuno Tri Hita Karana. Kumpulan pura air, yang mendasari pengelolaan air di lanskap subak, bertujuan untuk mempertahankan hubungan harmonis dengan alam dan spiritual, melalui serangkaian ritual, persembahan, dan pertunjukan seni yang rumit.

Kriteria (v): Lima lanskap di Bali merupakan bukti luar biasa terhadap sistem subak, sebuah sistem demokratis dan egaliter yang berfokus pada kuil air dan kontrol irigasi yang telah membentuk lanskap selama ribuan tahun terakhir.

Kriteria (vi): Pura air Bali adalah institusi unik, yang selama lebih dari seribu tahun telah mengambil inspirasi dari beberapa tradisi keagamaan kuno, termasuk Hindu Saivasiddhanta dan Samkhyā, Buddha Vajrayana, dan kosmologi Austronesia. Upacara-upacara yang terkait dengan candi dan perannya dalam pengelolaan praktis air bersama-sama mengkristalkan gagasan filosofi Tri Hita Karana yang mengedepankan hubungan harmonis antara alam roh, dunia manusia, dan alam. Gabungan ide-ide ini dapat dikatakan sangat penting dan terwujud secara langsung dalam cara lanskap dikembangkan dan dikelola oleh masyarakat lokal dalam sistem subak.

Hasil akhir dari penilaian 3 kriteria di atas, Sistem Subak Bali akhirnya ditetapkan sebagai Warisan Budaya Dunia UNESCO pada Jumat, 6 Juli 2012.

5. Tambang Batubara Ombilin Sawahlunto

Tambang Batubara Ombilin Sawahlunto (Photo: KrJogja)
Tambang Batubara Ombilin Sawahlunto (Photo: KrJogja)

Rabu, 10 Juli 2019, Tambang Batubara Ombilin Sawahlunto ditetapkan sebagai Warisan Budaya Dunia UNESCO.

Tambang yang beroperasi lebih dari satu abad ini dulunya dikelola oleh pemerintah kolonial, hingga akhirnya berpindah tangan ke PT Bukit Asam Tbk.

Selama operasionalnya, perusahaan tambang merancang lima kegiatan di wilayah penambangan Sawahlunto: industri tambang batubara, area komersial dan perdagangan, area pemukiman, wilayah administrasi, dan utilitas kesehatan.

Berdasarkan penilaian UNESCO, tambang batubara ini memenuhi dua kriteria yang yang menjadikannya sebagai salah satu situs Warisan Dunia UNESCO di Indonesia:

Kriteria II: Tambang Batubara Ombilin Sawahlunto menunjukkan adanya pertukaran informasi dan teknologi lokal dengan teknologi Eropa terkait dengan eksploitasi batubara di masa akhir abad ke-19 sampai awal abad ke-20.

Kriteria IV: Tambang Batubara Ombilin Sawahlunto menjadi contoh luar biasa dari tipe bangunan, karya arsitektur, dan kombinasi teknologi atau lanskap yang menggambarkan tahapan penting dalam sejarah manusia.

6. Sumbu Filosofi Yogyakarta

Sumbu Filosofi Yogyakarta, salah satu warisan budaya dunia yang diakui UNESCO
Sumbu Filosofi Yogyakarta, salah satu warisan budaya dunia yang diakui UNESCO  (Photo: Impessa)

Sumbu Filosofi Yogyakarta adalah sebuah konsep tata ruang atau sumbu imajiner atau garis khayal yang membentang tegak lurus sepanjang 6-7 km.

Konsep tata ruang ini pertama kali dicetuskan oleh Raja Pertama Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat atau yang dikenal dengan nama Pangerang Mangkubumi (Sri Sultan Hamengku Buwono I) di abad ke-18.

Keunikan konsep tata ruang ini membentuk struktur jalan lurus yang membentang antara Panggung Krapyak di sebelah selatan, Kraton Yogyakarta, dan Tugu Yogyakarta di sebelah Utara.

Secara simbolis, konsep ini melambangkan keselarasan dan keseimbangan hubungan manusia dengan Tuhannya, manusia dengan manusia, dan manusia dengan alam.

Berkat memiliki makna yang mendalam, Sumbu Filosofi Yogyakarta diresmikan sebagai salah satu warisan budaya Indonesia yang diakui oleh UNESCO pada Senin, 18 September 2023.

Warisan Alam UNESCO di Indonesia

7. Taman Nasional Komodo

Taman Nasional Komodo menjadi salah satu warisan Alam UNESCO (Photo: Getty Images)
Taman Nasional Komodo menjadi salah satu warisan Alam UNESCO (Photo: Getty Images)

Salah satu tempat destinasi wisata terkenal di Indonesia dan dunia, Taman Nasional Komodo, ditetapkan sebagai salah Warisan Alam DUnia UNESCO pada 1991.

DIlansir dari halaman UNESCO, Taman Nasional Komodo memenuhi dua kriteria:

Kriteria (vii): Menampilkan keindahan alam yang luar biasa dan bahkan lebih luar biasa dibandingkan dengan dominannya vegetasi yang menjadi ciri khas kawasan hutan Indonesia yang luas, dan sebagian besar dunia mengasosiasikannya dengan kepulauan ini. 

Kriteria (x): Menyimpan populasi biawak komodo, sebuah spesies kadal terbesar dan terberat di dunia yang terkenal memiliki kemampuan memangsa dan penampilan yang sangat menakutkan.

8. Taman Nasional Ujung Kulon

Taman Nasional Ujung Kulon (Photo: Traveloka)
Taman Nasional Ujung Kulon (Photo: Traveloka)

Taman Nasional Ujung Kulon pertama kali diperkenalkan oleh seorang ahli Botani Jerman, F. Junghun pada tahun 1846, saat mengumpulkan tumbuhan tropis.

Pada masa itu, kekayaan flora dan fauna di Ujung Kulon memang sangat terkenal oleh para peneliti dunia.

Salah satu keistimewaan Taman Nasional Ujung Kulon adalah sebagai habitat alami badak jawa dan owa jawa yang terancam punah. 

Selain itu, taman seluas 105.694,46 hektare ini juga berfungsi sebagai sistem penyangga kehidupan sekaligus dimanfaatkan sumber daya alam hayati dan ekosistemnya secara lestari. 

Akhirnya, pada 13 Desember 1991, Taman Taman Nasional Ujung Kulon ditunjuk sebagai Situs Warisan Dunia karena dianggap memiliki nilai universal yang luar biasa.

9. Taman Nasional Lorentz

Taman Nasional Lorentz (Photo: Traverse.id)
Taman Nasional Lorentz (Photo: Traverse.id)

Taman Nasional Lorentz yang berada di barat daya dan tengah Papua dengan luas 2.354.644.066 ha, menjadi salah satu kawasan lindung terbesar di Indonesia.

Taman ini memiliki beragam jenis habitat, mulai dari rawa, hutan pegunungan tinggi, kehidupan laut tropis, hingga puncak gunung yang tertutup salju satu-satunya di Indonesia.

Bahkan, keanekaragaman hayati di tempat ini sangat tinggi karena memiliki banyak ekosistem dan tipe vegetasi yang mendukung ekosistem.

Berkat itu, Taman Nasional Lorentz ditunjuk sebagai Situs Warisan Dunia pada World Heritage Committee Meeting ke-23, tanggal 4 Desember 1999.

10. Warisan Hutan Tropis Sumatra

Warisan Hutan Tropis Sumatra (Photo: 1001 Indonesia)
Warisan Hutan Tropis Sumatra (Photo: 1001 Indonesia)

7 Juli, 2004, UNESCO menetapkan Taman Nasional Gunung Leuser yang terletak di dua provinsi, Aceh dan Sumatera Utara ini sebagai Warisan Alam Dunia.

Taman ini terkenal dengan vegetasi yang berhubungan erat dengan flora di Semenanjung Malaysia, Kalimantan, Jawa, hingga Filipina.

Berkat vegetasi itu, taman ini menjadi habitat beragam jenis fauna, mulai dari mamalia, burung, reptil, amfibi, ikan, dan invertebrata.

Namun empat jenis spesies fauna yang menjadi kunci di taman nasional ini adalah harimau sumatera, gajah sumatera, orangutan sumatera, dan badak sumatera yang sangat dilindungi negara karena populasinya terancam punah.

Baca berita dan artikel menarik lain Inilah.com di Google News.

Back to top button