Pemain Timnas putri Indonesia, Zahra Muzdalifah menceritakan sulitnya persaingan mendapatkan tempat di Cerezo Osaka Yanmar Ladies.
Sejak diumumkan sebagai pemain klub Jepang tersebut pada Juli 2023, Zahra nyaris tidak mendapatkan menit bermain.
Total hanya empat laga yang dilakoni pemain 23 tahun bersama tim yang identik dengan warna merah muda tersebut.
“Sebenarnya tidak mau komentar ya soal ini. Tapi memang berat banget ya, emang Jepang, siapa sih yang enggak tahu Jepang, kasta tertingginya bagaimana. Mereka sudah profesional banget, jadi persaingannya berat,” kata dia saat ditemui di Lapangan A, Senayan, Jakarta Pusat, Senin (27/5/2024).
Meski demikian, Zahra yang kini dipanggil untuk memperkuat Timnas putri Indonesia tak mau patah arang. Baginya, bersaing dengan pemain-pemain terbaik di Liga Jepang merupakan kesempatan yang langka dan patut disyukuri.
Untuk itu, Zahra menganggap pengalaman bermain di Jepang sebagai bahan pembelajaran dan bekal untuk kariernya ke depan.
“Di Jepang mainnya mereka mainnya pakai otak, cepat, benar-benar yang dikasih tahu Coach Mochizuki Satoru main bola cepat, kami juga harus cepat, tidak ada main individual, bola cepat kontrol passing, cepat juga support nya, jadi benar-benar teknik, sentuhan pertama penting banget, sama fisik,” kata dia.
Zahra dan kawan-kawan dijadwalkan melakoni uji coba melawan Singapura dalam FIFA Matchday di Stadion Madya, Jakarta Pusat, Selasa (28/5/2024).
Pelatih Timnas Putri Indonesia, Satoru Mochizuki sendiri mengincar kemenangan untuk timnya dalam laga tersebut. Namun, hasil positif bukan menjadi satu-satunya target utama yang ingin ia capai di pertandingan nanti.
Sebab, Satoru juga ingin anak asuhnya menunjukkan permainan yang enak ditonton sekaligus menyenangkan.
“Mungkin tidak hanya menang ya, dan bisa menampilkan permainan yang menarik dan menyenangkan gitu ya dalam sepak bola puteri gitu. Harapannya juga dengan permainan yang bagus ya orang-orang yang mendukung bisa ingin datang untuk mendukung lagi gitu,” katanya.
