Hangout

Virus Cacar Monyet Dikhawatirkan Kebal Vaksin

Indonesia perlu meningkatkan kewaspadaan nasional atas munculnya kasus cacar monyet di Tanah Air yang baru ini ditemukan. Menurut studi terbaru, virus dengan nama monkeypox yang menyebar saat ini mulai memiliki kemampuan untuk menghindari perlindungan dari vaksin.

Para pimpinan dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah memperingatkan bahwa ada sejumlah kasus infeksi terobosan terkait cacar monyet. Breakthrough infection merupakan infeksi yang terjadi pada orang yang sudah divaksinasi.

Dr. Rosamund Lewis, pimpinan teknis WHO untuk cacar monyet, mengatakan pada awal Agustus bahwa kasus-kasus infeksi terobosan ini ditemukan pada orang yang menerima vaksin pencegahan setelah terpapar virus monkeypox. Temuan ini menunjukkan bahwa vaksin tidak bisa 100 persen efektif, baik ketika diberikan sebelum atau setelah terpapar virus monkeypox.

“kami telah mengetahui sejak awal bahwa vaksin ini tidak akan menjadi peluru perak, bahwa vaksin itu tidak akan memenuhi semua harapan yang diberikan padanya dan bahwa kami tidak memiliki data kemanjuran perusahaan atau data efektivitas dalam konteks ini”.

“Kita tak bisa berharap efektivitas 100 persen saat ini, berdasarkan informasi yang bermunculan,” kata Dr Lewis, mengutip People,Rabu (24/8/2022).

Meski tak bisa memberikan perlindungan 100 persen, pemberian vaksin dapat menurunkan risiko terhadap cacar monyet. Oleh karena itu, vaksinasi tetap dapat menjadi salah satu upaya perlindungan terhadap cacar monyet yang direkomendasikan.

Terkait vaksin, saat ini jenis vaksin yang bisa memberikan perlindungan terhadap cacar monyet adalah vaksin cacar Jynneos. Namun, besarnya kebutuhan akan vaksin membuat para ahli mencoba untuk memberikan vaksin cacar dengan menggunakan metode “fraction dosing”.

Indonesia melalui kementerian Kesehatan sendiri telah menyiapkan 10 ribu dosis vaksin. Meski belum diketahui jenis vaksin apa yang akan diberikan. Nantinya warga yang berisiko tinggi atau telah kontak erat dengan orang yang positif saja yang akan mendapatkan vaksin tersebut.

“Itu (vaksin) hanya untuk yang beresiko tinggi dan berkontak erat dengan orang yang positif. Itu saja yang diprioritaskan, jadi tidak semua masyarakat,” kata Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Maxi Rein Rondonuwu saat ditemui inilah.com di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (24/8/2022).

Back to top button