Market

Setelah Beras Premium Giliran Gula Langka di Ritel Modern, Bapanas Lamban Sesuaikan Harga


Beberapa waktu lalu, masyarakat kesulitan mendapatkan beras premium di ritel-ritel modern. Kini, gula konsumsi yang langka. Ada apa sih?

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo), Roy N Mandey, mengatakan, tingginya harga gula di tingkat produsen, berdampak kepada rantai pasok ke level ritel modern.

Di sisi lain, Roy mengapresiasi keputusan Badan Pangan Nasional (Bapanas) menaikkan harga acuan penjualan (HAP) gula pasir di ritel dari sebelumnya Rp16.000 menjadi Rp17.500 per kilogram. Sayangnya, keputusan yang berlaku mulai 5 April 2024 itu, dinilai terlambat. Karena berdekatan dengan libur lebaran.

“alau terjadi kelangkaan dan belum ada di ritel, karena kemarin kan ketika ditetapkan HAP baru itu sudah masuk libur Lebaran. Sehingga pengiriman gula ke ritel terhambat,” ujar Roy, Jakarta, Selasa (23/4/2024).

Menurut Roy, persediaan gula konsumsi di ritel modern kembali normal dalam waktu dekat. Hanya saja tidak bisa sekaligus namun bertahap. Seiring relaksasi harga penjualan dan mulai normalnya arus logistik.

“Di April ini sudah direlaksasi harganya jadi Rp17.500 per kilogram, kita bertahan dengan angka ini. Mudah-mudahan sudah lebih merata dan stabil harganya,” ucap Roy.

Kelangkaan dan lonjakan harga gula konsumsi, kata dia, merupakan akumulasi dampak dari minimnya stok gula di produsen maupun importir.  “Lambatnya pengadaan gula impor hingga belum terjadinya musim giling tebu jadi faktor pemicu tingginya harga gula sejak Februari 2024,” kata Roy.

Di sisi lain, lanjutnya, nilai tukar rupiah yang terus melemah terhadap dolar AS, menjadi faktor penghambat para importir melakukan pengadaan. Karena, harga gula dunia menjadi semakin tinggi. “Lonjakan harga gula saat ini, sudah melampaui harga acuan yang menghambat pasokan ke ritel modern,” ungkapnya.

Untuk itu, dia mengusukan agar pemerintah memperhitungkan kembali persediaan gula nasional secara tepat, di tengah berbagai ancaman pasokan. “Data gula harus sangat akurat, perlu ada langkah kontingensi untuk menanggulangi keterlambatan impor,” ucapnya.

Sejatinya, sinyal kelangkaan gula konsumsi sudah disampaikan Aprindo jauh-jauh hari. Ketika harga gula di tingkat produsen mencapai level Rp15.000 – Rp16.000 per kilogram.

Harga modal yang tinggi di atas harga acuan penjualan membuat peritel berpikir ulang melakukan pengadaan gula. “Otomatis kalau kita enggak mau beli, karena kita mau menaati harga acuan ya seret dong, langka jadinya,” ujar Roy.

Dikutip dari Panel Harga Pangan Badan Pangan Nasional (Bapanas), rata-rata harga gula pada Selasa (23/4/2024) sebesar Rp18.070 per kilogram. Naik 25,48 persen secara tahunan (year on year/yoy) dibandingkan harga rata-rata April 2023 sebesar Rp14.400 per kilogram.

 

Back to top button