Harus menunggu lima bulan, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) akhirnya melunasi utang dana kompensasi BBM 2023, senilai Rp43,5 triliun kepada PT Pertamina (Persero).
Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati mengatakan, Kemenkeu selesaikan pembayaran dana kompnesasi bahan bakar minyak (BBM) 2023 senilai Rp39,20 triliun sebelum pajak. Atau Rp43,52 triliun setelah pajak.
“Dana kompensasi sudah masuk kas perseroan dan ini merupakan wujud dukungan penuh Pemerintah kepada Pertamina untuk menjaga keberlangsungan layanan operasional BBM bersubsidi serta mendukung working capital dan juga memperbaiki rasio-rasio keuangan perusahaan,” kata Nicke, Jakarta, dikutip Sabtu (25/5/2024).
Nicke menyampaikan apresiasi atas dukungan pemerintah kepada Pertamina dalam menjaga keberlangsungan pendistribusian BBM.
Termasuk menjalankan program BBM Satu Harga. Pertamina juga mengapresiasi pemerintah yang terus melindungi daya beli masyarakat dengan menyediakan BBM Bersubsidi, yaitu JBT Solar dan JBKP Pertalite.
“Kami mengimbau masyarakat untuk mengonsumsi BBM bersubsidi secara bijak dan mulai mengonsumsi BBM yang lebih ramah lingkungan sebagai salah satu bentuk dukungan masyarakat kepada Pemerintah,” ujarnya.
Informasi saja, dana kompensasi merupakan selisih harga jual formula dan harga jual eceran di SPBU atas kegiatan penyaluran Jenis BBM Tertentu (JBT) Solar dan Jenis BBM Khusus Penugasan (JBKP) Bensin RON 90 atau Pertalite.
Besaran nilai kompensasi itu telah direview Inspektorat Kementerian Keuangan (Itjen Kemenkeu) dan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP).
Di tengah ketidakpastian geopolitik dunia, Nicke mengingatkan perlunya penggunaan BBM secara bijak dan tepat sasaran. Demi membantu pemerintah dalam mengelola devisa dan anggaran negara.
Selama 2023, kata Nicke, Pertamina berhasil melakukan pengendalian penyaluran JBT Solar dan JBKP Pertalite.
Sehingga realisasi penyaluran berada di bawah kuota yang ditetapkan Pemerintah. Realisasi penyaluran 2023 untuk JBT Minyak Solar sebesar 17,4 juta kiloliter (KL) dan JBKP Pertalite sebesar 30,0 juta KL.
