Hangout

Tumbuh Kembang Terganggu, Inilah 8 Dampak KDRT pada Anak

Dua orang orang anak asal Kecamatan Terusan Nunyai, Lampung Tengah berinisial T (10) dan adiknya S merekam video pernyataan untuk meminta polisi menangkap ayahnya atas kasus pembunuhnya ibunya.

S sebagai anak sulung bercerita di dalam video tersebut jika ia melihat sang ibu dianiaya ayahnya (RP) hingga tewas pada 2015 lalu. Sebelum video tersebut viral, RP kabur dan belum tertangkap setelah membunuh ibu dua bocah tersebut.

Kedua bocah itu meminta bantuan Presiden Joko Widodo dan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo untuk menangkap ayahnya yang ternyata sudah menjadi target operasi sejak 2015. Setelah video itu viral, polisi turun tangan dan menangkap RP di Kapuas Hulu,  Kalimantan Barat.

Pada Rabu (26/7/20223) tersangka sudah diamankan. Kejadian ini sebenarnya terjadi 2015 lalu, ternyata masih meninggalkan trauma dan luka di hati kedua saudara kandung tersebut.

Saat itu RP menginap di rumah sang ibu (IS) dari kedua anak tersebut yang sudah menjadi mantan istri ketika hendak sahur bersama. Namun, RP memicu pertengkaran yang berakhir pada penganiayaan bahkan pembunuhan pada IS.

Kedua bocah tersebut melihat langsung bagaimana RP menikam IS menggunakan pisau dapur berkali-kali yang kemudian kabur. Setelahnya sang nenek, Sulastri datang dan terkejut melihat keadaan IS yang berlumuran darah.

Sempat dibawa ke rumah sakit, namun IS tak tertolong dan mengatakan agar Sulastri menjaga kedua anaknya. Saat ini kedua bocah itu menjalani hidup bersama nenek mereka.

Meski sudah terbebas dari peristiwa Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) delapan tahun silam, namun tak dapat dipungkiri  jika KDRT yang menimpa ibu mereka dan dilihat secara langsung berdampak pada psikis.

Dampak KDRT Pada Anak
Ilustrasi: Dampak KDRT Pada Anak/ Foto: Gettyimages

KDRT pada anak dapat berdampak psikologis pada korban maupun yang melihatnya seperti anak. Dikutip dari Verywellmind dampak KDRT pada anak bisa terlihat dalam jangka waktu singkat dan jangka panjang. Ada pun beberapa dampak langsung yang dialami anak setelah menyaksikan kekerasan dalam rumah tangga seperti berikut ini.

1. Kecemasan

Setelah melihat tindak kekerasan pada orang terdekatnya, anak-anak akan cenderung gelisah.

Mereka akan terus mengingat tindak kekerasan yang dilihatnya meski sudah lama terjadi.

Dampak pada anak usia sekolah dapat mengembangkan sifat anti sosial di dalam lingkungannya.

2. Gangguan Stres Pascatrauma

Salah satu dampak KDRT pada anak yang palung menghancurkan adalah terjadinya gangguan stres pascatrauma.

Meski tidak merasakan kekerasan secara fisik, anak-anak yang melihat secara langsung KDRT akan memengaruhi perkembangan otak pada anak.

Dalam masa ini, anak-anak bisa mengalami mimpi buruk, perubahan pola tidur, emosi yang tidak terkontrol, sulit berkonsentrasi, dan trauma yang sulit dihilangkan.

3. Masalah Fisik

Anak-anak yang menyaksikan kekerasan di dalam rumah tangga akan mengalami ketegangan dan kesehatan mental yang terganggu.

Setelah mentalnya yang terganggu, anak tersebut akan mengeluhkan beberapa anggota tubuh yang sakit.

Anak-anak usia sekolah yang melihat secara langsung KDRT bisa mengalami sakit kepala, perut, dan lainnya.

Namun setelah ditelusuri mereka mengalami ketegangan setelah melihat tindak kekerasan di dalam rumah.

4. Lebih Agresif

Pada anak remaja yang menyaksikan kekerasan dalam rumah tangga, cenderung akan bereaksi pada situasi tersebut.

Mereka akan mengembangkan perilaku yang lebih agresif seperti berkelahi, membolos, dan terlibat dalam aktivitas negatif lainnya.

5. Depresi

Sebagai efek panjang karena KDRT, anak akan mengalami depresi.

Rasa trauma akan terus dirasakan oleh anak tersebut dan berisiko mengalami depresi, kesedihan, gangguan konsentrasi, dan gejala depresi lainnya hingga dewasa.

6. Masalah Kesehatan

Anak-anak yang menyaksikan tindak kekerasan dalam rumah tangga akan mengalami masalah kesehatan lainnya.

Pola makan yang buruk bisa terjadi karena lingkungan yang tidak nyaman bagi mereka.

Hal ini dapat menyebabkan kondisi negatif kesehatan lainnya seperti penyakit jantung, obesitas, dan diabetes di masa dewasa.

7. Muncul Peluang Anak Melakukan Tindak Kekerasan

Belum memiliki perkembangan kognitif yang maksimal, membuat anak-anak berpeluang melakukan tindak kekerasan saat dewasa.

Selain itu, anak juga bisa bertindak kasar pada orang lain.

8. Tidak Percaya dengan Orang Lain

Anak-anak yang mendapat perlakuan kasar atau melihat tindak kekerasan akan mengubah pola berpikirnya bahwa orang dewasa akan selalu berbuat jahat kepadanya.

Sehingga anak-anak tersebut akan kehilangan rasa percaya pada orang lain dan rasa aman.

Baca berita dan artikel menarik lain Inilah.com di Google News

Back to top button