News

Tujuh Jenazah ABK Kapal Tenggelam Ditemukan, Kemlu RI Koordinasi dengan China

Kementerian Luar RI pada Selasa (23/5/2023) membenarkan penemuan tujuh jenazah ABK dari kapal penangkap ikan China yang tenggelam pada pekan lalu. Saat ini, Kemlu terus berkoordinasi dengan berbagai pihak demi memastikan apakah jenazah itu merupakan WNI atau bukan.

Insiden tenggelamnya kapal penangkap ikan Lu Peng Yuan Yu 028 di Samudera Hindia pertama kali menyeruak pada 16 Mei 2023 dengan Pemerintah China langsung berkoordinasi dengan Pemerintah Australia, mengingat lokasinya yang tak jauh dari teritorial Negeri Kanguru itu. Negara-negara lain (termasuk Indonesia) pun ikut dalam upaya pencariannya usai diketahui bahwa ABK dari kapal penangkap ikan China itu juga terdiri dari 17 WNI dan lima warga negara Filipina.

Pada 18 Mei 2023, dua jenazah ditemukan oleh tim pencari dan disebut langsung dievakuasi untuk diidentifikasi. Pada Jumat (19/5/2023), pihak Kemlu mengumumkan sudah berkoordinasi dengan Kedutaan Besar (Kedubes) China di Jakarta terkait hal tersebut dan menyatakan proses identifikasi jenazah masih membutuhkan waktu untuk menentukan kewarganegaraannya.

Kemudian penemuan jenazah kembali terjadi pada Senin (22/5/2023) dan kali ini ada berjumlah tujuh jenazah. Kemlu RI kembali bergerak untuk berkoordinasi dengan China untuk proses identifikasinya serta menggandeng Pusat Kedokteran dan Kesehatan Kepolisian Negara Republik Indonesia (Pusdokkes Polri) untuk menyamakan DNA keluarga WNI yang jadi ABK di kapal Lu Peng Yuan Yu 028 dengan jenazah yang ditemukan.

“Kemlu telah dapat konfirmasi dari Kedubes RRT (Republik Rakyat Tiongkok) Jakarta bahwa tujuh jenazah sudah ditemukan. Ketujuh jenazah tersebut belum dapat diidentifikasi. Untuk antisipasi, Kemlu telah koordinasi dengan Pusdokkes Polri untuk pengambilan sampel DNA keluarga,” tutur Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia Badan Hukum Indonesia Kemlu Judha Nugraha kepada awak media di Jakarta (23/5/2023).

Kementerian Transportasi China pada Selasa kemarin telah merilis laporannya mengenai insiden nahas tersebut. Di mana berdasarkan penyelidikan awal terindikasi bahwa tak ada ABK yang selamat dari insiden tersebut apalagi usai dilakukan operasi pencarian besar-besaran yang mencakup area hingga 48.400 km2, tim pencari tak menemukan indikasi ada korban selamat.

Back to top button