News

Tudingan MUI Dibalas Dingin Panji Gumilang: Tabayyun Dulu

Ketegangan antara Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Zaytun semakin memuncak. Pimpinan Ponpes Al Zaytun, Panji Gumilang membalas tudingan MUI dengan dingin. Ia menekankan perlunya tabayyun atau proses penyelidikan dan klarifikasi sebelum menuding atau memberikan label negatif.

“Pertanyaannya adalah, mengapa MUI telah memberikan label negatif kepada saya dan Az Zaitun sebelum mereka melakukan tabayyun?” ujar Gumilang saat diwawancara di kanal Youtube Al-Zaytun Official, Ahad (25/6/2023).

“Ini bukanlah cara yang adil dan benar,” tambahnya dalam sebuah pertemuan tertutup bersama tim tabayyun yang dibentuk oleh Gubernur Ridwan Kamil di Gedung Sate, Kota Bandung, Jawa Barat, Jumat lalu.

Panji Gumilang menyeru masyarakat untuk tidak mudah terprovokasi oleh cap negatif yang dilontarkan MUI tersebut. “Saya memohon kepada seluruh rakyat Indonesia, jangan biarkan provokasi seperti ini memecah belah kita. Kita harus bersatu dan saling memahami,” ujarnya. “Proses tabayyun harus dilakukan sebelum memberikan label atau tuduhan,” katanya.

Tudingan dan kontroversi ini telah memunculkan sorotan publik yang intens terhadapnya dan Az Zaitun. Ia berharap tabayyun dapat dilakukan di kampus Al Zaitun sendiri, agar pihak MUI dan publik bisa melihat dan memahami konteks dan lingkungan Al Zaitun dengan lebih baik.

Menurutnya, ini akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan transparan tentang situasi sebenarnya, serta menghindari penyebaran tuduhan atau label yang tidak benar dan berpotensi memecah belah masyarakat.

Dalam pertemuan tersebut, Panji Gumilang turut meminta penjelasan tentang tujuan dan agenda pertemuan tersebut dan meminta agar tidak ada kehadiran MUI, dengan alasan MUI telah memberikan fatwa sebelum melakukan penyelidikan atau klarifikasi.

Sebelumnya, MUI menyebut ada empat poin pertanyaan yang perlu diklarifikasi ke Ponpes Al-Zaytun, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, yang selama ini menjadi sorotan masyarakat terhadap pesantren tersebut.

Ketua Komisi Penelitian, Pengkajian, dan Pengembangan MUI Firdaus Syam menyebut empat poin itu, antara lain, pernyataan Pimpinan Ponpes Al-Zaytun Panji Gumilang soal asal Kitab Suci Al Quran, soal penafsiran Ayat Suci Al Quran, soal penafsiran Tanah Suci, dan penafsiran soal hubungan dengan lawan jenis.

“Kita akan meminta kesediaan Panji Gumilang untuk bisa mengklarifikasi pertanyaan-pertanyaannya meski sebetulnya Tim MUI ini sudah memiliki fakta data yang sudah sangat akurat,” kata Firdaus Syam.

Back to top button