Market

Tragedi Bangkal, Warga Adat Melawan Perusahaan Sawit Milik Crazy Rich Surabaya

Perjuangan warga adat Desa Bangkal, Kabupaten Seruyan, Kalimantan Tengah (Kalteng) melawan PT Hamparan Masawit Bangun Persada (HMBP), berujung ricuh. Seorang tewas, dua warga mengalami luka berat.

Tragedi berdarah bermula dari aksi unjuk rasa warga adat Desa Bangkal dan sekitar PT HMBP (Best Group) pada Sabtu (7/10/2023). Mereka menagih janji perusahaan tentang hutan plasma 20 persen dari total Hak Guna Usaha (HGU) PT HMBP yang luasnya sekitar 1.175 hektare.

Lalu siapakah PT HMBP ini? Ternyata, pemiliknya adalah Keluarga Tjajadi. Di mana, keluarga ini adalah pendiri dan pemilik Best Group. Saat ini, Best Group punya 3 entitas perusahaan utama yakni PT Best Agro Internasional, PT Best Capital Investment dan PT Best Industry Technology.

Dan, PT HMBP adalah cucu usaha dari PT Best Capital Investment, melalui PT Bio Green Indonesia. Penguasaha saham PT Best Capital Investment adalah Rendra Tjajadi dan Winarno Tjajadi. Berdasarkan Kementerian Hukum dan HAM, keduanya beralamat sama, yakni Jl Panunjungan II/167.

Dalam sebuah investigasi tahun 2011, Reuters menyebutnya sebagai “perusahaan yang penuh rahasia” dipimpin dua bersaudara: Winarto and Winarno Tjajadi. Pada anggaran dasar HMBP Desember 2017 dicantumkan Winarto Tjajadi (komisaris) dan Robby Zulkarnaen (direktur).

Best Group, menurut catatan Walhi, memiliki lahan konsesi sawit seluas 200.000 hektare di Kalimantan Tengah. Best juga pemain hilir dengan klaim sebagai satu dari lima kilang minyak sawit terbesar di Indonesia.

Best Agro tak memiliki kebijakan “No Deforestation, No Peat, and No Exploitation,” sebagai perkebunan yang berniat berkomitmen terhadap kelestarian lingkungan hidup. Orang utan pernah ditemukan mati dengan puluhan peluru di tubuhnya dalam perkebunan mereka. Ia jadi berita buruk buat Indonesia.

Panama Paper, sebuah investigasi soal persembunyian kekayaan orang super kaya, mencatat tiga nama Tjajadi: Winarno, Rendra dan Sujanto Tjio. Mereka memiliki perusahaan yang ditaruh di British Virgin Islands.

Nama Rendra Tjajadi, pernah bikin ramai pada Desember 2018 ketika menikahkan putranya, Jusup Maruta, dalam pernikahan mewah di hotel bintang lima, The Mulia Bali.

Jusuf dan mempelai perempuan Clarissa Wang, melakukan pre-wedding di lima benua: Afrika, Eropa, Amerika, Australia dan Asia. Lengkap dengan video, koin emas sebagai souvenir, dan door prize buat ratusan tamu. Mereka juga mengumumkan penggalangan dana sosial, selama pesta berlangsung, sebesar Rp1,2 miliar.

Marcelino Wuran dari Bali Wedding Association mengatakan, “sebagian tamu mereka dibayarin. Tamu yang datang antara 100-500 tamu dari Indonesia dan luar negeri. Wuran menyebut, keluarga ini sebagai crazy rich Surabaya.

Pemberitaan besar-besaran soal kemewahan acara tersebut, membuat Rendra Tjajadi harus membuat konferensi pers. Ini yang jarang dilakukan Keluarga Tjajadi. Intinya, mereka membantah kemewahan itu.

Berkali-kali, disebutkan bahwa Keluarga Tjajadi sangatlah sederhana. Namun ketika ditanya berapa biaya pernikannya, dijawab Rendra cuma Rp10 miliar.

Instagram pasangan itu @jusupclarissa kini dibikin tertutup namun jejak berbagai acara mereka, bisa diintip melalui hashtag #TalesofJnC. Di luar urusan pernikahan yang mewah, tentu saja tak melanggar hukum, kelompok bisnis ini punya nama tak sedap di Kalimantan Tengah.
 

Back to top button