Hangout

Tol Pertama di Indonesia: Sejarah, Sosok Pencetus, dan Biaya Pembangunannya

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dikabarkan akan melelang 6 ruas jalan tol untuk periode 2024 dengan perkiraan total investasi mencapai Rp49,47 triliun.

Enam ruas tol yang dimaksud adalah Jalan Tol Malang-Kepanjen sepanjang 29,78 km di Jawa Timur dengan nilai investasi Rp10,04 triliun, Tol Lingkar Selatan Bandung sepanjang 46,2 km dengan nilai investasi Rp20,24 triliun, Tol Pluit-Cengkareng sepanjang 12 km dengan nilai Rp8,42 triliun.

Ruas tol yang keempat adalah Tol Kohod (Pakuhaji)-Lebakwangi (Neglasari) sepanjang 12,24 km dengan nilai Rp5,45 triliun, Tol Sadang Extension 21,14 km dengan nilai Rp5,32 triliun, dan Tol Puncak sepanjang 50,09 km, nilai investasinya masih dalam tahap perhitungan.

Total keseluruhan proyek ini mencapai Rp49,47 triliun dan belum termasuk nilai investasi jangka panjang.

Jalan tol menjadi salah satu investasi terbaik pemerintah untuk menghasilkan pendapatan. Bahkan di tahun 2021 saja, PUPR melaporkan bahwa Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) di Indonesia bisa meraih pendapatan hingga Rp17,47 triliun dari 79 ruas jalan tol yang beroperasi di Indonesia.

Terlepas dari nilai investasi yang fantastis, sebenarnya bisnis jalan tol sudah ada sejak kapan di Indonesia dan siapa sosok pertama yang mencetuskan ide jalan berbayar ini? Untuk lebih jelasnya, simak sejarah pembangunan tol pertama di indonesia di bawah ini.

Ruas Tol Jagorawi
Foto: Google Maps

Jalan tol pertama di Indonesia adalah Jagorawi (Jakarta, Bogor, Ciawi) yang dibangun sepanjang 59 kilometer.

Sosok pertama yang mencetuskan ide pembangunan tol pertama ini adalah Raden Soediro, selaku walikota Jakarta (setingkat gubernur pada masa itu) periode 1953-1960.

Ide pembangunan ini bermula saat kondisi ekonomi Jakarta yang menipis setelah pengeluaran besar-besaran dari pembangunan Jalan Soedirman dan M.H. Thamrin.

Namun ide pembangunan jalan bebas hambatan berbayar ini ditolak oleh sebagian besar anggota dewan karena beresiko menghambat kelancaran lalu lintas.

Beberapa di antara mereka juga berpendapat bahwa konsep jalan berbayar ini dapat menimbulkan perpecahan, seperti di masa Kolonial Belanda.

Di tahun 1970, Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik (PUTL) Sutami kembali mengusulkan ide pembangunan jalan tol berbayar Jakarta-Bogor karena ruas jalan yang tersedia pada saat itu sudah tidak sanggup mengatasi masalah kemacetan.

Akhirnya Soeharto menerima ide tersebut dan memulai proyek pembangunan jalan tol pertama di tahun 1973 yang menghubungkan 3 wilayah, Jakarta, Bogor, dan Ciawi sepanjang 59 kilometer.

Berdasarkan laporan Tempo.com, proyek ini menelan biaya hingga Rp350 juta per kilometer jalan. Tol Jagorawi juga menjadi proyek pertama yang menggunakan dana APBN dan utang luar negeri. 

Pihak kontraktor yang ditunjuk oleh pemerintah untuk membangun jalan tol ini adalah PT Jasa Marga (Persero) bersama perusahaan kontraktor swasta, Hyundai Construction Co (Korea Selatan) dan konsultan supervisi Amman-Whitney & Trans Asia Engineering Associates Inc (Amerika Serikat).

Pembangunan Tol Jagorawi memakan waktu 5 tahun dan baru diresmikan oleh Soeharto pada 9 Maret 1978 yang dihadiri oleh Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik (PUTL) Sutami, Gubernur Provinsi DKI Jakarta Tjokropranolo, dan Gubernur Provinsi Jawa Barat Aang Kunaefi.

Proses pembangunan jalan tol ini terbagi dalam dua sesi:

Pembangunan tahap 1

Pembangunan tahap 1 membangun kurang lebih sepanjang 27 kilometer di sepanjang jalan Cibubur, Jakarta, sampai Cibinong, Kabupaten Bogor pada tahun 1973 dan diresmikan oleh Soeharto pada 9 Maret 1978.

Pembangunan Tahap 2

Pembangunan kedua baru diresmikan 1 tahun setelah pembangunan tahap pertama. Tol ini ini dibangun sepanjang 10 kilometer dari Cibinong, Bogor, sampai Ciawi.

Fakta-fakta Menarik Tol Pertama di Indonesia

Berikut adalah 3 fakta menarik tentang pembangunan tol pertama di Indonesia yang jarang diketahui masyarakat.

1.  Sosok Pencetus Ide Tol Pertama di Indonesia

Raden Soediro Hardjodisastro adalah sosok pertama yang mencetuskan ide tol pertama di Indonesia.

Soediro sendiri adalah seorang pendidik dan politisi pemerintahan di Indonesia dengan jabatan Wali Kota Jakarta (setara Gubernur) untuk periode 1953-1950.

Soediro juga yang mengeluarkan kebijakan pemecahan wilayah Jakarta menjadi 3 kabupaten, Jakarta Utara, Jakarta Pusat, dan Jakarta Selatan.

Tidak hanya itu, beliau juga sosok yang mengemukakan pembentukan Rukun Tetangga (RT) dan Rukun Kampung (RK) yang kemudian menjadi Rukun Warga (RW).

2. Tol Jagorawi adalah Tol Pertama dan Terbaik di Indonesia

Awalnya gagasan tol ini ditolak oleh banyak dewan sampai akhirnya disetujui di era Soeharto dan baru mulai dibangun di tahun 1973.

Saat ini Tol Jagorawi dinobatkan sebagai tol pertama dan terbaik di Indonesia yang sangat diandalkan masyarakat. Sebab tol ini menghubungkan 3 wilayah besar, Jakarta, Bogor, dan Ciawi.

Dengan kata lain tol ini sangat membantu pertumbuhan ekonomi dari segi logistik, wisata, dan masih banyak lainnya.

3. Biaya Pembangunan Fantastis

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, biaya pembangunan Tol Jagorawi menghabiskan dana hingga Rp350 juta per kilometer. Dana yang dipakai untuk pembangunan tol ini diambil dari APBN dan utang negara.

Dilansir dari kompas.com, pemerintah menyediakan dana anggaran pembangunan jalan tol pertama sebesar USD10,3 juta atau sebesar 30 persen dari total biaya pembangunan. 

Sisanya, pemerintah mengajukan pinjaman kepada Amerika Serikat sebesar USD 22,8 juta untuk proyek selama 5 tahun.

Baca berita dan artikel menarik lain Inilah.com di Google News.

Back to top button