News

Timnas AMIN Tuding Server KPU Disetting Khusus untuk Kepentingan Calon Tertentu


Anggota Dewan Pakar Timnas AMIN (Anies-Muhaimin) Bambang Widjojanto menuding sistem server KPU disetting khusus untuk kepentingan calon tertentu.

“Hasil forensik IT yang kami lakukan, diduga keras sistem dalam server KPU itu sudah sudah terdistorsi dan ada intrusi dimana ada sistem logaritma yang disetting secara khusus, untuk kepentingan calon tertentu dengan nilai tertentu. Ini harus dilawan,” ungkapnya dalam sebuah video yang diterima di Jakarta, Sabtu (17/2/2024).

Menurut Bambang, kalau memang sistem IT dari KPU itu beres, sudah diaudit dan mengadaptasi teknologi yang baik, harusnya angka 300 yang menjadi jumlah maksimum DPT di setiap TPS itu bisa dikunci.

“Sehingga jika ada angka di luar 300 dalam perolehan hasil suara yang sah, maka dia akan ditolak oleh sistem,” ujar Bambang.

Faktanya, kata Bambang, penggelembungan suara itu merebak, menyerbu, dan menyandra seluruh proses penghitungan suara.

“Pendek kata, penggelembungan menjadi frasa kata yang hari ini terus menerus menyebabkan mengepung hadirin kita, dan untuk itu kita harus terus mempersoalkan ketidakhandalan sistem KPU ini,” tuturnya.

Kemudian, ia  mengungkapkan, WhatsApp milik Tim Hukum Nasional (THN) AMIN, juga terblokir sehingga harus membuat WA sementara di 087765064098.

“Semoga teman-teman tetap bisa melaporkan kecurangan dan mengakses informasi-informasi yang Anda ingin kirimkan melalui WA ini,” imbuhnya.

Selain itu, tidak hanya WhatsApp milik THN AMIN, Bambang menyebut organisasi civil society yang membangun kecuranganpemilum.com juga diretas dan di ban WhatsApp dan Telegram nya.

Dikatakannya, hal itu menyebabkan, sampai hari ini orang-orang yang ingin melaporkan kecurangan mendapatkan hambatan.

“Yang pasti ketika ada pihak yang tidak menginginkan orang melaporkan kecurangan, dialah pelaku kecurangan itu. Siapapun dia, mereka adalah orang-orang pelaku kecurangan karena tidak ingin kecurangannya dilaporkan. Inilah yang perlu kita perhatikan,” pungkasnya

Back to top button