Market

Temui UMKM Kudus, Cak Imin Janjikan Anggaran 5 Persen dari APBN


Usai debat cawapres di JCC, Jakarta pada Jumat (22/12/2023), Cak Imin atau Muhaimin Iskandar, menyambangi Kabupaten Kudus, Jawa Tengah (Jateng). Demi mendengar keluuhan pada pelaku UMKM.

“Kabupaten Kudus merupakan salah satu daerah di tanah air yang merupakan gudang enterpreneur atau pengusaha. Hanya saja belum banyak yang naik kelas,” kata Muhaimin Iskandar, cawapres nomor urut 2 saat safari politik di Balai Desa Kandangmas, Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus, sekaligus peresmian AMIN Preneur Kudus, Sabtu (23/12/2023).

Menurut dia, pemerintah sejatinya memiliki anggaran yang besar untuk mengangkat UMKM agar bisa naik kelas. “Jika dari APBN diambil 5 persen saja maka itu bisa digunakan untuk memberdayakan pelaku UMKM untuk bisa naik kelas,” ujarnya.

Untuk itulah, kata dia, Pasangan Calon Presiden (Capres) Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN) berkomitmen untuk menaikkan kelas UMKM di Indonesia.

Cukup menarik tawaran Cak Imin. Anggaplan APBN sebesar Rp3 ribu triliun, maka 5 persennya adalah Rp150 triliun. Dijanjikan juga bantuan modal usaha yang mudah dan cepat untuk para pelaku usaha prioritas, yakni pelaku UMKM muda.

Selain itu, pihaknya juga akan melakukan modifikasi program kredit usaha rakyat (KUR) agar bunganya bisa lebih rendah sehingga bisa memberikan keuntungan untuk pengusaha kecil.

“Negara juga harus berani berinvestasi untuk menggantikan posisi rentenir yang berani memberikan pinjaman tanpa agunan. Pasalnya, mereka ada kontinuitas yang terus dijaga,” ujarnya.

Pada kesempatan tersebut, Cak Imin juga ingin memanfaatkan bonus demografi yang belasan tahun belum ada upaya maksimal untuk menyiapkan kaum muda bisa menjadi pengusaha yang sukses.

“Kaum muda perlu diberi visibiltas modal tanpa bunga tanpa jaminan. Tentu dengan melibatkan pendampingan profesional, pemerintah saja tidak akan mungkin,” ujarnya.

Kesempatan bertemu dengan Cak Imin juga dimanfaatkan para pelaku UMKM, seperti Edi Purnomo warga Desa Loram Wetan yang menyampaikan kendala permodalan untuk mengembangkan usaha kuliner miliknya.

“Jadi terkait permodalan ini perlu adanya keadilan, kesetaraan, biar yang mendapat bantuan UMKM bukan orang-orang itu saja,” ujar Edi di hadapan Cak Imin.

Keluhan lainnya juga disampaikan Nurul Pratiwi warga Desa Menawan, Kecamatan Gebog, Kudus. Sebagai pelaku UMKM merasa kesulitan dalam menentukan kemasan yang sesuai untuk produknya.

Permasalahan lainnya, yakni terkait pemasaran maupun promosi produk secara daring karena tidak semua pelaku usaha di Kudus memahami itu.

Untuk itu, Nurul berharap solusi kepada Gus Muhaimin mengenai sejumlah masalah yang ada selama mengembangkan produk usahanya. Termasuk usulan untuk menurunkan tingkat suku bunga program KUR.

 

Back to top button