News

Cerita Eks Ketua Tim Pemeriksa Kesehatan Bacapres-Cawapres: Pengecekan Bisa Berlangsung 10 Jam

Usai deklarasi dan pendaftaran diri ke Komisi Pemilihan Umum (KPU), beberapa hal harus dipersiapkan oleh bakal calon presiden (bacapres) dan bakal calon wakil presiden (bacawapres) sebelum memulai masa kampanye. Salah satunya adalah menjalani tes kesehatan.

Tes kesehatan merupakan persyaratan yang wajib dilakukan oleh pasangan bacapres dan bacawapres. Lantas bagaimana prosedur pemeriksaan berlangsung?

Seorang dokter penyakit dalam subspesialis hematologi onkologi dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Zubairi Djoerban, mengungkapkan pengalamannya memeriksa kesehatan bacapres dan bacawapres kala ia didapuk sebagai Ketua Tim Pemeriksa Kesehatan untuk dua periode Pemilihan Presiden (Pilpres) 2009 dan 2014.

“Saat itu saya mendapatkan Surat Keputusan dari KPU yang berisi penunjukkan saya sebagai ketua tim pemeriksa kesehatan bacapres dan bacawapres. Dengan penuh rasa tanggung jawab saya pun menerimanya,” ungkapnya mengawali cerita lewat cuitannya di akun X (sebelumnya Twitter), Jakarta, Jumat (20/10/2023).

Usai keputusan tersebut, lanjut Zubairi, KPU dan pihaknya kemudian merencanakan tata kelola pemeriksaan. Bersama KPU juga, ia meninjau tiga rumah sakit.

Pada ujung pencarian itu, akhirnya Zubairi dan KPU sepakat untuk memilih RSPAD Gatot Soebroto.

Singkat cerita, Zubairi menyebutkan pemeriksaan yang dilakukan terhadap beberapa pasang bacapres dan bacawapres sangat beragam.

“Ada lebih dari 15 pemeriksaan dan setiap calon akan melaksanakan pemeriksaan lebih dari 10 jam. Beberapa pemeriksaannya antara lain jantung, neurologi, penyakit dalam, dan psikiatri,” paparnya.

Pemeriksaan psikiatri diperlukan, lantaran masyarakat tentu ingin memilih calon yang memiliki kepribadian baik, dalam artian tidak mempunyai karakter psikopat ataupun beberapa kelainan personaliti lainnya.

Pemeriksaan itu pun dilakukan oleh tim ahli psikiatri dan psikolog dengan tes MMPI (Minnesota Multiphasic Personality Inventory).

“Jadi calon harus mengisi kuisioner yang begitu banyak, lebih dari 350 dalam waktu singkat,” ungkapnya.

“Sehingga seseorang yang menjawab pertanyaan, tidak mungkin untuk mencoba mengalihkan kepribadiannya dengan menjawab seolah-olah dia adalah orang yang ideal, karena akan muncul di jawaban lain,” lanjutnya.

Zubairi tak secara spesifik menjelaskan pemeriksaan tersebut diberlakukan untuk periode 2009 atau 2014.

Namun dalam jalannya pemeriksaan, beberapa penyakit ditemukan, lantaran faktor usia. Mengingat saat itu ada yang berusia 60 hingga 70 tahun.

“Walau memiliki penyakit, Zubairi akan melakukan pertimbangan apakah yang bersangkutan kompeten dan mampu untuk menjadi presiden selama 5 tahun ke depan,” katanya.

Zubairi berharap, tes kesehatan yang akan berlangsung untuk edisi Pilpres 2024 dapat berjalan dengan baik dan lancar serta bisa memanfaatkan teknologi dengan baik.

“Banyak ahli yang sangat kompeten dan yang paling penting independen serta objektif. Bismillah lancar semuanya. Lain waktu saya akan ceritakan lagi tentang ini,” harapnya.

Asal tahu saja pemeriksan kesehatan terhadap pasangan bacapres dan bacawapres akan mulai berlangsung pada Sabtu (21/10/2023) mendatang.

Paslon Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN) yang akan melakukan pemeriksaan pertama pada esok hari. Sedangkan untuk pasangan Ganjar Pranowo dan Mahfud MD rencana akan melakukan pemeriksaan di hari berikutnya yakni, Minggu (22/10/2023).
 

Back to top button