Empati

Tak Hanya Melawan Bullying di Sekolah, Ini Kisah Tama yang Berjuang demi Mimpi dan Keluarga

Dalam labirin jalan-jalan Bandung yang berliku, seorang bocah berusia 10 tahun bernama Muhammad Mughnia Pratama—yang lebih dikenal sebagai De Tama—membawa sebuah cobek kayu berat sambil berjalan kaki. Sebuah wadah alat masak tradisional ini menjadi penanda kegigihannya. Tama, yang juga seorang siswa kelas empat Sekolah Dasar, bukanlah anak biasa; ia adalah simbol perjuangan, ketegaran, dan cinta terhadap keluarga.

Setiap pagi sebelum berangkat sekolah, Tama menjajakan ikan cupang yang dikemas dalam plastik kecil. Wajahnya yang ceria berbanding terbalik dengan realitas pahit yang ia hadapi setiap hari. Meskipun menjadi sasaran ejekan dan bully karena kondisi ekonomi dan warna kulitnya, Tama tak pernah berhenti merajut mimpi.

“Sudah dua tahun saya jualan ikan dan cobek, Kak,” kata Tama sambil menatap matahari yang mulai tenggelam. “Mamah baru saja melahirkan adik, jadi dia tidak bisa bekerja. Uang ini untuk ongkos sekolah dan bantu-bantu di rumah.”

Dari keringat yang membasahi dahinya, tergambar ketegaran dan kerja keras yang luar biasa. Uang yang didapat dari berjualan, sejumlah ribuan rupiah, ia gunakan untuk ongkos pergi ke sekolah dan membeli peralatan sekolah. Saat penjualan sepi, Tama merasa terjepit; dia tidak memiliki cukup uang untuk pergi ke sekolah.

Dan bukan hanya itu, Tama juga berusaha menyisihkan sebagian kecil uangnya untuk membeli susu formula bagi adiknya yang baru lahir. Seolah dunia menuntutnya untuk tumbuh dewasa lebih cepat dari teman-teman sebayanya. “Apapun hasil jualan, saya pakai untuk keperluan sekolah dan membantu orang tua,” katanya penuh semangat.

Berbicara tentang masa depan, Tama memiliki keinginan yang sederhana namun mulia: menjadi tentara untuk membahagiakan orang tuanya. Ia tahu, perjalanan masih panjang dan berliku, tetapi dengan semangat yang tak pernah pudar, ia yakin bisa meraihnya.

Kita, yang berada di sisi lebih beruntung, dapat turut berpartisipasi dalam mewujudkan impian Tama. Sebuah kampanye donasi telah dibuka melalui platform Kitabisa.com dengan tujuan membantu Tama dan keluarganya. Donasi akan digunakan untuk membiayai keperluan sekolah Tama dan memberikan modal usaha bagi orang tuanya.

Mari beraksi dan berdonasi. Setiap rupiah yang disumbangkan bukan hanya angka, tetapi secercah harapan untuk Tama dan keluarganya. Anda bisa berdonasi melalui [Kitabisa.com Campaign Aksi Bantu De Tama

Kasih sayang dan empati adalah mata uang yang paling berharga, dan saatnya kita berinvestasi untuk masa depan yang lebih baik—mulai dari membantu Tama meraih mimpi-mimpinya.

Back to top button