News

Tak Ada Angin Tak Ada Hujan, Denny Siregar ‘Jewer’ Trimedya Panjaitan

Pegiat media sosial yang juga dikenal sebagai pentolan relawan pendukung Ganjar Pranowo, Denny Siregar mempertanyakan pernyataan politikus senior PDIP Trimedya Panjaitan di layar kaca usai berbagai kritikan yang kerap dilontarkan oleh Trimed pasca-PDIP mengumumkan Ganjar Pranowo calon presiden (capres) partai berlambang Banteng untuk periode 2024-2029.

“Pak Trimedya Panjaitan kemana ya sekarang? Sudah lama tidak muncul di tipi,” cuit Denny melalui akun twitter pribadinya @DennySiregar7 dikutip inilah.com di Jakarta, Rabu (26/4/2023).

Sebelumnya, Trimedya Panjaitan sering mengomentari sosok capres yang kini sudah resmi diusung oleh PDIP, yakni Gubernur Jateng Ganjar Pranowo. Bahkan, anggota Komisi III DPR itu tak segan menilai Ganjar belum tentu cocok menjadi pengganti Presiden Joko Widodo (Jokowi).

“Seakan-akan Ganjar lah yang paling cocok mengganti Pak Jokowi. Menurut saya belum tentu, belum teruji,” tegas Trimed dalam diskusi Indonesia Lawyers Club (ILC) bertajuk ‘Debat Seru! Capres Pilihan Megawati Atau Pilihan Jokowi, Atau..??’, beberapa waktu lalu yang videonya beredar luas belakangan ini.

Ia pun menceritakan saat dirinya yang berperan sebagai Ketua Umum Pengurus Pusat Persatuan Gulat Seluruh Indonesia (PP PGSI), mendampingi atlet gulat Indonesia di Vietnam pada 2022 lalu dan mendengar keluh kesah dari Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Jateng.

“Apa yang disampaikan oleh kawan-kawan KONI di Jateng? Tidak ada kepeduliannya (Ganjar) sama olahraga,” beber Trimed.

“Bahkan mereka sampaikan ‘bang asal abang tahu waktu Ganjar ngomongnya tidak Pak Gub lagi, waktu Ganjar ke Papua giat PON (Pekan Olahraga Nasional), diteriaki orang presiden presiden itu by design bang, dia tidak ke tempat atlet Jateng’,” lanjutnya.

Tak hanya itu, dalam diskusi ILC tersebut, Trimed juga menyinggung mengenai peringatan yang diberikan oleh Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri kepada Ganjar Pranowo. “Belum lagi kalau kita lihat, misalnya ibu (Mega) sudah dua tahun yang lalu mengingatkan (Ganjar), kami ikut live itu, ingat prof, Pak Gub, dibilang, itu bisa bahaya kalau kamu tidak hati-hati,” terang Trimed.

“Tidak diperhatikan, kejadian. Termasuk tadi saya sampaikan loh kalau memang berhasil Pak Ganjar kenapa Jateng masuk 17 provinsi miskin? Kan itu pertanyaan-pertanyaan mendasar,” tambah dia.

Tak berhenti di situ, Trimed pun mulai mempertanyakan beberapa kinerja Ganjar lainnya di Jateng terkait kasus Wadas dan kasus korupsi Bank Jateng. “Kemudian pertanyaan yang lain kenapa Wadas tidak selesai? Sekadar diketahui, mayoritas aktivis yang mengadvokasi Wadas itu pendukung Ganjar periode ke dua gubernur, tapi mereka kecewa, sudah jadi dilepehin,” tegasnya.

“Kemudian dia lihat ada rakyat yang teraniaya, nah soal-soal seperti ini kan masyarakat tidak tahu. Tahunya framing yang dibuat seperti itu,” sambung dia.

Terkait Bank Jateng, Trimed mempertanyakan tanggung jawab Ganjar sebagai Gubernur Jateng, yang pada saat itu sudah terdapat empat tersangka dalam kasus tersebut. “Nah soal-soal yang seperti itulah yang harus kita sampaikan. Saya berharap kita ini jangan salah mencari pemimpin,” ujar Trimed menekankan.

Back to top button