News

7 Modus Penipuan Jual Beli Mobil, Ada yang Baru Lagi!

Modus penipuan jual beli mobil bekas bernama segitiga sedang marak di Indonesia. Korbannya mengalami kerugian hingga ratusan juta rupiah.

Penipuan segitiga adalah pelaku atau penjahatnya berperan sebagai perantara. Sehingga yang ditipu bukan saja pembeli mobil, tetapi juga penjual.

Mungkin anda suka

Modusnya, si penipu awalnya hendak membeli mobil dari pemilik asli. 

Kemudian mobil ditawarkan ke orang lain dengan harga jauh lebih murah. Kepada orang lain tersebut si penipu mengaku sebagai penjual mobil.

Pelaku lalu mendesak korbannya untuk membayar secepatnya karena banyak yang berniat membeli.

Sementara pemilik mobil asli, tidak tahu-menahu jika mobilnya sudah ditawarkan ke calon pembeli dengan harga sangat murah. 

Jika transaksi sudah terjadi dan uang ditransfer ke rekening penipu, maka pembeli baru sadar menjadi korban saat bertemu dengan pemilik mobil yang asli.

Penipuan segitiga menambah daftar modus kejahatan jual beli mobil. Anda yang hendak membeli mobil bekas, patut tahu aksi tipu-tipu para pelaku kejahatan.

Berikut beberapa modus penipuan jual beli mobil yang telah dilaporkan ke aparat kepolisian yang dirangkum dari berbagai sumber.

1. Tujuan Transfer Bank Online Berubah-ubah

Polres Tangerang Selatan baru-baru ini, menerima sejumlah pengaduan penipuan jual beli mobil. Modusnya penjual mobil menggunakan rekening orang lain.

Penjual yang menjadi pelaku penipuan awalnya mengiklankan mobil bekas di media sosial. Pembeli yang tertarik mengontak korban. 

Pembeli sepakat dengan harga yang ditawarkan pelaku dan datang untuk mengecek mobil ke rumah pelaku.

Pelaku kemudian meminta korban mentransfer uang ke rekening saudaranya sekaligus memberikan nomor kontak saudaranya.

Ternyata saudara pelaku, mengarahkan korban mentransfer ke rekening orang lain lagi, dengan alasan tak punya bank yang sama dengan korban.

Korban lalu mentranfer uang pembelian mobil dan setelah itu saudara pelaku raib.

Sementara pemilik mobil dengan enteng mengatakan, “kita telah menjadi korban penipuan.”

2. Harga Terlalu Murah

Salah satu tanda utama modus penipuan dalam jual beli mobil bekas adalah harga yang terlalu murah. 

Penjual yang tidak jujur seringkali mencoba menarik calon pembeli dengan menawarkan harga yang sangat rendah. 

Penjual mobil ini mungkin akan memberikan alasan-alasan seperti butuh uang cepat atau mobil ini harus segera dijual. 

Pembeli sebaiknya bersikap skeptis terhadap penawaran harga yang terlalu murah itu. Pembeli harus melakukan riset harga pasar terlebih dahulu untuk memastikan harga yang ditawarkan penjual tidak jauh dari harga pasaran yang wajar.

3. Penjual Tidak Jelas Identitasnya

Modus penipuan seringkali melibatkan penjual yang tidak mau mengungkapkan identitasnya dengan jelas. 

Penjual hanya memberikan nomor telepon atau alamat email, tanpa memberikan informasi kontak yang lebih lengkap seperti alamat rumah atau nomor identitas diri. 

Jika berurusan dengan penjual semacam ini, pembeli harus waspada. Penjual yang jujur biasanya akan memberikan informasi kontak yang lengkap dan dapat diverifikasi.

4. Penjual Hindari Pertemuan Fisik

Penipu seringkali mencoba menjalankan transaksi jual beli mobil bekas secara online, tanpa pertemuan fisik atau melalui platform yang kurang tepercaya. 

Penjual biasanya meminta pembeli untuk mentransfer uang sebagai tanda jadi atau uang muka sebelum melihat mobil secara langsung.  

Hindari transaksi semacam ini dan selalu usahakan untuk bertemu langsung dengan penjual, memeriksa mobil, dan transaksi secara fisik. 

Pastikan juga juga melakukan test drive agar merasakan performa mobil secara keseluruhan. 

5. Penjual Tidak Jujur Ceritakan Riwayat Mobil

Penjual yang tidak jujur seringkali memberikan cerita yang tidak konsisten atau beralasan ketika ditanya mengenai sejarah dan kondisi mobil. 

Penjual mobil mungkin menghindari pertanyaan-pertanyaan yang sulit atau memberikan penjelasan yang ambigu. 

Pembeli harus selalu menanyakan pertanyaan yang relevan mengenai mobil, seperti sejarah perawatan, riwayat kecelakaan, dan pemilik sebelumnya. 

Jika penjual tidak dapat memberikan jawaban yang konsisten atau terdengar mencurigakan, sebaiknya hindari transaksi tersebut.

6. Nota/ Bukti Transfer Palsu

Jika biasanya penjual yang menjadi pelaku, kali ini pembeli yang berperan sebagai penjahatnya.

Modusnya menggunakan nota atau bukti transfer palsu untuk membeli mobil yang dijual melalui media sosial. 

Banyak kejadian, pembeli pura-pura tidak tertarik melihat kondisi mobil terlebih dahulu karena sudah sangat tertarik dengan visual mobil yang diiklankan.

Selain itu, pembeli berdalih ingin segera membayar agar mobil secepatnya dikirim.

Pembeli sudah patut curiga, karena calon pembeli terkesan buru-buru, agar kurang teliti dalam melakukan pengecekan identitas maupun status pembayaran. 

Pembeli biasanya sudah menyiapkan modus mengirimkan bukti pembayaran palsu. Artinya uang tidak benar-benar masuk ke rekening.

Tak jarang pula pembeli sengaja menuliskan pembayaran uang lebih yang sangat banyak untuk biaya pengiriman mobil. 

Hal ini sengaja dilakukan untuk mengelabui penjual, agar segera mengirimkan mobil yang dijual.

Jangan pernah menandatangani hak atas mobil Anda sampai Anda memiliki uang tunai di tangan.

7. Situs Rekening Bersama Palsu

Modus penipuan jual beli mobil lainnya adalah dengan memanfaatkan rekening bersama. 

Motode rekening bersama memang sering digunakan untuk transaksi secara online. 

Konsepnya adalah rekening bersama berfungsi sebagai perantara atau pihak ketiga. 

Rekening bersama akan menerima pembayaran, dan baru akan melepaskan dana ke penjual setelah barang diterima pembeli. 

Namun cara ini telah banyak disalahgunakan. Modusnya, pelaku penipuan membuat sebuah website palsu yang menyerupai website asli dari rekening bersama.

Dengan website palsu tersebut, penjual bisa tertipu karena rekening bersama menginformasikan mobil telah dibayar oleh pembeli. Padahal tidak sama sekali karena pelaku penipuan mobil tidak pernah membayar pada siapapun.

.

.

Baca berita dan artikel menarik lain Inilah.com di Google News.

Back to top button