News

PDIP: Proses Pemilu 2024 Belum Selesai


Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto menegaskan pihaknya belum menerima proses penyelenggaraan Pemilu 2024 telah usai. Menurutnya, masih banyak yang perlu diluruskan dari seluruh proses penyelenggaraan pesta demokrasi ini.

Mungkin anda suka

“Maka terhadap hasil yang diumumkan KPU, sikap dari partai politik pengusung Pak Ganjar-Mahfud menegaskan bahwa proses pemilu belum selesai,” kata Hasto dalam konferensi pers di Media Center Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (21/3/2024).

Dari penetapan hasil rekapitulasi suara Pemilu 2024 oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada Rabu malam (20/3/2024), Hasto mengatakan pihaknya belum menerima lampirannya. Adapun saksi dari pasangan Ganjar-Mahfud tidak menandatangani berita acara serta menyampaikan keberatan terhadap seluruh pelaksanaan Pilpres 2024.

“Tetapi hari ini kami masih melihat bahwa perhitungan-perhitungan di dalam Sirekap itu masih banyak mengalami perubahan-perubahan,” ujarnya.

Hasto menyebut perubahan itu terlihat terjadi sejak hari penetapan, tepatnya pada Rabu (20/3/2024) pukul 23.00 WIB hingga pada Kamis (21/3/2024), terhitung lebih dari 753 kali. Padahal, KPU telah menetapkan bahwa hasil rekapitulasi suara pemilu telah selesai.

Di samping itu, Sekretaris TPN Ganjar-Mahfud ini menyoroti kinerja Sistem Informasi Rekapitulasi (Sirekap) yang berfungsi sebagai alat bantu. Dalam praktiknya, Sirekap justru menjadi rujukan terhadap selisih antara formulir C1 dengan para saksi dalam penghitungan suara.

“Jadi ini lebih dari sekadar alat bantu. Apalagi juga menggunakan dana APBN yang harus dipertanggungjawabkan,” ujarnya, menegaskan.

Karena itu, ujar Hasto, pihaknya melakukan penyelidikan secara keseluruhan oleh pakar IT dalam memantau berbagai kejanggalan dalam penghitungan suara oleh KPU. Tercatat sejak tanggal 14 Februari sekitar jam 02.30 WIB sudah terjadi perubahan sebanyak 431.515 dan terjadi di lebih dari 243.000 TPS.

“Dan kalau kita lihat selisih antara suara sah 01, 02, dan 03 yang seharusnya sama dengan suara sah, itu ternyata mencapai 23,44 juta suara. Dan ini terjadi penggelembungan suara,” ungkap Hasto.

Dengan demikian, Hasto mendeteksi adanya kecurangan yang dilakukan oleh salah satu pihak untuk menggembosi suara kubu Ganjar-Mahfud. Ditambah, langkah ini dinilai untuk menghindari saksi pasangan nomor urut 01 dan 03 mendapatkan C1 plano yang autentik.

“Jadi dari hasil ini, maka kalau kita cermati semakin menyempurnakan suatu rangkaian proses kecurangan dari hulu ke hilir. Lalu banyak yang mengatakan bahwa kami tidak mau menerima kekalahan. Ini bukan persoalan kekalahan,” kata Hasto, menekankan.

 

Back to top button