News

Tabrakan Dua Pesawat di Bandara Haneda Tokyo, Lima Orang Tewas


Tabrakan antara pesawat komersil milik Japan Airlines (JAL) dengan pesawat penjaga pantai di Bandara Haneda Tokyo, Jepang, Selasa (2/1/2024), memakan lima korban jiwa. Seluruh korban adalah awak pesawat penjaga pantai.

Menteri Perhubungan Jepang Tetsuo Saito mengonfirmasi tewasnya kelima orang itu seperti dikutip kantor berita AFP.

Adapun kantor berita NHK menyebut kapten pilot dari pesawat penjaga pantai berhasil menyelamatkan diri tetapi menderita luka-luka yang amat parah.

Sementara itu, seluruh 379 penumpang pesawat dan awak pesawat JAL berhasil diselamatkan dalam proses evakuasi. Para penumpang terlihat meninggalkan pesawat yang dilalap kobaran api dengan menggunakan seluncur darurat.

Media setempat melaporkan bahwa pesawat penjaga pantai itu bertabrakan dengan pesawat JAL saat hendak menuju Bandara Niigata untuk mengantar bantuan bagi para warga yang terkena dampak gempa.

Akibat insiden tersebut, Bandara Haneda langsung ditutup. Menhub Saito mengatakan dirinya berharap landasan-landasan terbang Bandara Haneda bisa kembali dibuka ‘keesokan hari, atau bahkan hari ini’.

Pakar Penerbangan Puji Upaya Penyelamatan

Pesawat Airbus A350 milik JAL sebelumnya terbang dari Bandara New Chitose, yang dekat dengan Kota Sapporo, di Pulau Hokkaido pada Selasa pukul 16.00 waktu setempat. Sapporo berjarak sekitar 832 kilometer dari Tokyo. Pesawat yang berisi 367 penumpang dan 12 awak itu mendarat di Bandara Haneda pada pukul 17.47 waktu setempat.

Tak lama setelah mendarat, pesawat itu bertabrakan dengan pesawat penjaga pantai pembawa bantuan gempa yang akan lepas landas. Kebakaran dahsyat pun terjadi akibat tabrakan tersebut.

Seluruh penumpang pesawat JAL, termasuk para awaknya, berhasil diselamatkan dengan menggunakan seluncur darurat saat kobaran api mulai melalap tubuh pesawat.

Prof Graham Braithwaite, direktur sistem transportasi dari Universitas Cranfield di Inggris, memuji upaya penyelamatan para kru kabin dan pilot pesawat JAL.

“Jepang memiliki rekor yang fenomenal mengenai keselamatan transportasi,” ujarnya kepada BBC, dengan menambahkan bahwa maskapai JAL adalah ‘pemimpin dunia’ soal urusan keselamatan.

“Evakuasi berjalan sukses dan ini adalah pengingat tentang bagaimana terlatihnya kru kabin.”

“Fokus mereka adalah keselamatan. Mereka adalah orang terakhir yang keluar dari pesawat dan kelihatannya saja mereka telah melakukan pekerjaan yang luar biasa,” ucap Prof Braithwaite.

Investigasi

Otoritas penjaga pantai Jepang mengatakan tengah menginvestigasi bagaimana pesawat mereka bisa bertabrakan dengan pesawat komersil milik JAL.

Prof. Alessio Patalano dari King’s College yang berbasis di London mengatakan kepada BBC bahwa dirinya menduga bahwa otoritas bandara di Bandara Haneda memasukkan slot-slot penerbangan yang merespons situasi darurat gempa di antara penerbangan-penerbangan komersil, alih-alih memprioritaskannya.

“Haneda menderita masalah yang sama dengan masalah sebagian besar landasan pacu Jepang,” ujar Prof Patalano.

“Penerbangan perespons pertama dan militer hanya mendapat prioritas di keadaan-keadaan yang ekstrem. Di luar itu, mereka harus berbagi dengan penerbangan sipil,” ujarnya.
 

Back to top button