News

KIPP Curiga Ada ‘Siluman’ Penyusup Menyabotase Hasil Sirekap KPU


Sekretaris Jenderal (Sekjen) Komite Independen Pemantau Pemilu (KIPP) Kaka Suminta menduga, ada oknum yang sengaja menyabotase hasil pemungutan suara yang dilaporkan Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) di aplikasi Sistem Informasi Rekapitulasi Pilkada (Sirekap). Mengakibatkan, adanya penggelembungan suara terhadap salah satu paslon.

Kecurigaannya makin bertambah ketika tahu sudah 100 persen petugas KPPS telah menginput hasil formulir C1 di aplikasi tersebut, namun, hasil hitung riil Pilpres 2024 yang diumumkan Komisi Pemilihan Umum (KPU) masih dalam kisaran 60 persen data yang masuk.

“Lalu pertanyaan kita siapa yang menginput data hasil pemungutan suara ke Sirekap? Karena KPPS-nya sudah berhenti sejak dua hari yang lalu. Ini kan ada siluman yang memasukkan data ke Sirekap,” ujar Kaka di Jakarta, Minggu (18/2/2024).

Kaka juga menyoroti soal server informasi KPU, karena lembaga pimpinan Hasyim Asy’ari itu bekerjasama dengan penyedia layanan penyimpan data pihak ketiga di luar negeri. Salah satunya, perusahaan raksasa asal China, Ali Baba.

“Siapa saja yang bekerja. Dan sistem apa saja yang menjadi support sistem dari itu. Karena kita dapatkan dari teman-teman cyber society, itu ternyata servernya bukan hanya ada di Indonesia. Dan kemudian dibeli secara komersial melalui sebuah akun komersial. Ini kan dari sisi keamanannya apakah terjawab?,” tutur dia.

Terkait keterlibatan server asing, sebelumnya sudah diungkap oleh Cyberity. Menurut temuannya, server cloud yang digunakan KPU untuk Sirekap dan pemilu2024.go.id berada di China dan dua negara lainnya yakni Prancis dan Singapura.

“Beberapa hari belakangan publik dihebohkan dengan anomali penghitungan suara dalam sistem rekapitulasi online KPU. Terutama sistem Sirekap dan pemilu2024.kpu.go.id,” kata Ketua Cyberity Arif Bangaip Kurniawan dalam keterangan tertulis yang diterima Sabtu (17/2/2024).

Arif menjelaskan selain mengenai lokasi server cloud yang berada di China dan dua negara lainnya, Ciberity juga mengantongi temuan lainnya yaitu layanan cloud yang digunakan KPU RI merupakan milik layanan penyedia internet (ISP) raksasa Alibaba. Kemudian, posisi data dan lalu lintas email pada dua lokasi di atas, berada dan diatur di China.

“Terdapat celah kerawanan keamanan siber pada aplikasi pemilu2024.kpu.go.id dan Ketidakstabilan aplikasi Sirekap, Sistem Informasi Rekapitulasi Suara dan Manajemen Relawan terjadi justru ketika pada masa krusial, masa pemilu dan beberapa hari setelahnya,” ujar Arif memaparkan.
 

Back to top button