News

Survei LSI: Tingkat Toleransi Masyarakat Menguat Sejak Tiga Tahun Terakhir

Lembaga Survei Indonesia (LSI) merilis temuannya mengenai sikap publik atas kekerasan ekstrem, toleransi dan kehidupan beragama di Indonesia. Direktur Eksekutif LSI, Djayadi Hanan mengatakan tingkat toleransi masyarakat menguat sejak tiga tahun terakhir.

“Kami melihat terutama 3 tahun terakhir ini masyarakat Indonesia makin positif perkembangannya. Makin tidak mendukung kekerasan. Masih toleran,” kata Djayadi kepada wartawan di Hotel Sari Pacific, Jakarta Pusat, Kamis (4/5/2023).

Menurut dia tingkat toleransi masyrakat yang menguat itu berdasarkan dari tingkat toleransi antar agama, antar kelompok etnis maupun toleransi antar kelompok lainnya. “Faktor yang bisa meningkatkan toleransi masyarakat itu yang menonjol adalah faktor tingkat kesalehan, jadi dalam riset ini kita menemukan makin saleh seseorang itu ada kecenderungan untuk makin intoleran,” ujarnya.

Ia yakin politik identitas kurang relevan untuk dijadikan sebagai senjata politik jelang Pemilu 2024. dalam temuan surveinya yang dilakukan pada 16-29 Mei 2022 tingkat penggunaan politik identitas makin menurun. Tingkat intoleransi muslim terhadap non muslim menurun.

“Sebanyak 58,2 persen publik tidak keberatan adanya kegiatan keagamaan dari non muslim di lingkungan sekitar. Lalu, 43 persen tidak keberatan jika non muslim menjadi bupati/walikota dan 43,9 persen tidak keberatan membangun tempat ibadah di lingkungan sekitar,” ungkap dia.

Meski begitu, masyarakat juga harus mewaspadai pesan-pesan toleransi yang beredar maka bagi para antarkelompok, agama maupun etnis untuk mendukung aksi kekerasan. “Sebaliknya, makin sering masyarakat terpapar dengan pesan intoleran, membenci kelompok lain, hate speech, ujaran kebencian, itu berpengaruh pada tingkat dukungannya pada aksi kekerasan atau kelompok yang mendukung aksi kekerasan,” tutur Dyajadi.

Survei dilakukan pada periode 16-29 Mei 2022. Meskipun tahun lalu, LSI menilai bahwa isu ini tengah terjadi saat ini. Survei menggunakan metode wawancara tatap muka dan dilakukan oversample di 4 wilayah yakni wilayah DKI Jakarta+Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. 1.550 responden dipilih secara random (multistage random sampling) sebagai sampel basis. Margin of error dari ukuran sampel tersebut sebesar +/- 2.5 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen (dengan asumsi simple random sampling).

Back to top button