News

Survei Indikator: Suara Pemilih NU ke Prabowo-Gibran dan Anies-Imin Meningkat


Dua pasangan calon presiden (capres)- calon wakil presiden (cawapres) Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka dan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN) disebut mengantongi peningkatan pemilih dari kalangan Nahdlatul Ulama (NU). Hal ini merujuk hasil survei Lembaga Survei Indikator Politik periode 23 November-1 Desember 2023.

Mungkin anda suka

Untuk Prabowo-Gibran, tercatat 45,4 persen responden NU memilih pasangan capres-cawapres nomor urut 2 tersebut.

“Untuk basis NU, trennya perolehan (suara) Prabowo-Gibran meningkat,” kata  Peneliti Utama Indikator Politik Indonesia Rizka Halida dalam jumpa pers secara virtual dipantau dari Jakarta, Sabtu (9/12/2023).

Dia menjelaskan, peningkatan pemilih dari kalangan NU yang memilih Prabowo-Gibran terjadi sejak Oktober 2023. Padahal, awalnya, kalangan NU lebih banyak memilih capres-cawapres nomor urut 3 Ganjar Pranowo-Mahfud MD.

Lebih rinci, Rizka memaparkan, berdasarkan survei 23 November-1 Desember, sebanyak 27,4 persen responden NU memilih Ganjar Pranowo-Mahfud Md. Angka ini, kata dia, menurun ketimbang survei sebelumnya yang mencapai 35 persen responden.

Rizka menyebut, untuk pasangan capres-cawapres nomor urut 1 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, peningkatan pemilih dari kalangan NU tercatat dari 17,7 persen ke 22 persen.

“Untuk pendukung Anies-Muhaimin masih di peringkat ketiga. (Tapi) ada kecenderungan kenaikan dari kalangan NU kepada Anies-Muhaimin,” kata Rizka menambahkan.

Diketahui, survei nasional Indikator Politik Indonesia menggunakan metode multistage random sampling dengan jumlah sampel basis sebanyak 1.200 orang yang berasal dari seluruh provinsi yang terdistribusi secara proporsional.

Sementara itu, oversample dilakukan di 15 provinsi yakni Aceh, Sumatera Utara, Riau, Sumatera Selatan, Lampung, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Banten, Bali, NTT, Kalimantan Barat, Sulawesi Selatan, dan Papua. Dengan demikian, total sampel mencapai 5.380 responden.

Dengan asumsi metode simple random sampling, ukuran sampel basis 1200 responden memiliki margin of error atau toleransi kesalahan sekitar kurang lebih 2.9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Sementara toleransi kesalahan di wilayah oversample sebagai berikut; Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur dengan masing-masing sampel 400 responden, yaitu sekitar kurang lebih 5 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Kemudian Aceh, Sumatera Utara, Lampung, DKI Jakarta dan Banten dengan masing-masing sampel 350 responden, serta Bali, NTT, Kalimantan Barat dan Sulawesi Selatan berjumlah 360 responden memiliki toleransi kesalahan sekitar kurang lebih 5,3 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Selanjutnya Riau dan Sumatera Selatan dengan masing-masing sampel 300 responden memiliki toleransi kesalahan sekitar kurang lebih 5,8 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. Sementara, Provinsi Papua dengan sampel 100 responden memiliki toleransi kesalahan sekitar kurang lebih 10 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Back to top button