News

Strategi Apapun Tidak Berguna Kalau PKN Gagal Lolos Verifikasi

Pemilih muda diprediksi akan menjadi mayoritas pemilih pada kontestasi pemilu 2024. Lantas bagaimana strategi partai politik (parpol) dalam meraih suara dari para generasi muda ini?

Ketua Umum Partai Kebangkitan Nusantara (PKN) Gede Pasek Suardika masih tutup mulut soal strategi dan taktik PKN dalam menggaet suara pemilih muda. Dia mengaku masih fokus meloloskan partainya dalam tahapan verifikasi faktual di Komisi Pemilihan Umum (KPU)

Untuk itu, sambungnya, dia bersama para penggawa PKN masih sibuk menuntaskan segala urusan verifikasi faktual yang disyaratkan KPU. “Kita bekerja berbasis etape. Dan sekarang adalah etape kedua, tahap ketiga yaitu tahapan untuk lolos KPU,” kata Pasek kepada Inilah.com, Senin (7/11/2022).

Dia menegaskan, strategi sejitu apapun tidak akan berguna jika partainya tidak bisa lolos dalam verifikasi pemuda. Jika sudah lolos, tutur Pasek, PKN baru akan gencar terjun ke gelanggang untuk menggaet pemilih muda sebagai ceruk pemilih PKN.

“Setelah itu masuk etape ketiga. Di etape ketiga baru kita bicara soal Pemilih. Apa gunanya bicara pemilih jika etape kedua di KPU belum tuntas. Tetapi bagaimana strategi dan lainnya untuk itu sudah ada,” pungkasnya.

Diketahui, dari segi jumlah, pemilih muda merupakan kekuatan politik yang signifikan pada pemilu 2024. Secara kualitatif, suara mereka tak bisa diabaikan. Sejarah mengajarkan, banyak perubahan sosial digerakkan oleh kaum muda.

Jumlah pemilih muda (usia 17-39 tahun) mendekati 60 persen. Data Kemendagri menunjukkan, jumlah pemilih pada 2024 mencapai 206.689.516 orang. Dari jumlah tersebut, sebanyak 110.934.265 jiwa (53,6 persen) merupakan pemilih dengan rentang usia 17-39 tahun. Para pemilih muda itu, generasi Z dan milenial, akan menjadi rebutan parpol dan capres/cawapres. Namun, tidak mudah mendapat suara dan dukungan kaum muda.

Back to top button