News

Sisi Positif dan Negatif Pilpres 2024: Dominasi Pemilih Muda hingga Dugaan Manipulasi

Hiruk pikuk Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 sudah sangat terasa meski pelaksanaannya masih tiga bulan lagi. Hal ini tidak terlepas dari berbagai dinamika mencuat menyangkut sosok yang diusung maupun berbagai aspek terkait lainnya.

Kontestasi lima tahunan itu yang akan berlangsung 14 Februari 2024 itu sendiri dinilai memiliki sisi positif dan positif. Menurut Manajer Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) Fadli Ramadhanil, sisi positif itu menyangkut dominasi pemilih muda.

“Sekitar 54 persen lebih pemilih kebanyakan berusia 40 tahun ke bawah,” kata Fadli dalam diskusi bertajuk  ‘Menanti Netralitias Negara dan Mencegah Kecurangan Pemilu 2024’ di Pos Bloc, Jakarta Pusat, Sabtu (18/11/2023).

Fadli berharap pemilih muda yang diketahui banyak mendapatkan gambaran terkait dengan proses penyelenggara pemilu dan mudah mengakses informasi bisa jauh lebih kritis melihat kontestasi yang terjadi saat ini.

“Mereka kita harapkan juga bisa jauh lebih kritis dan ruang interaksi yang intensif antara pemilih dengan peserta pemilu bisa meningkat,” ujar Fadli.

Sementara, kata dia melanjutkan, sisi negatif Pilpres 2024 menyangkut dugaan manipulasi penguasa. Dugaan semacam ini disebut tidak ada dalam pilpres sebelumnya.

“Kalau kami lihat perbedaannya dengan pemilu terakhir, tidak ada upaya penguasa coba memanipulasi sedemikian rupa, kerangka hukum pemilu agar kerabat dan anak bisa nyalon. Itu enggak ada di pemilu sebelumnya. Itu negatifnya,” kata Fadli menambahkan.

Diketahui, Pilpres 2024 bakal diikuti oleh tiga pasang calon presiden (capres)-calon wakil presiden (cawapres). Mereka yaitu Capres Anies Baswedan-Cawapres Muhaimin Iskandar dengan nomor urut 1. Kemudian, Capres Prabowo Subianto-Cawapres Gibran Rakabuming Raka dengan nomor urut 2. Selanjutnya, Capres Ganjar Pranowo-Cawapres Mahfud MD nomor urut .

Back to top button