News

Sejarah Bra, Pernah Dibuat dari Logam

Setiap tanggal 13 Oktober diperingati sebagai No Bra Day atau Hari Tanpa Bra di seluruh dunia. 

Perayaan Hari Tanpa Bra ini digelar berbarengan dengan Bulan Kesadaran Kanker Payudara di seluruh dunia. 

Sebab, tujuan utama No Bra Day adalah kampanye melawan kanker payudara.

Kampanye ini awalnya dimulai di Toronto, Kanada. Saat itu kampanye dilakukan dengan ramai-ramai menuliskan tagar #nobraday.

Sejak dicetuskan Dr Brown, No Bra Day dulunya diperingati setiap tanggal 9 Juli. Tapi, sejak 2011 peringatan ini digeser setiap tanggal 13 Oktober yang berbarengan dengan Bulan Peduli Kanker Payudara.

Kasus kanker payudara di tanah cukup mengkhawatirkan. Data Kemenkes terbaru mengungkap, kanker payudara menempati urutan pertama terkait jumlah kanker terbanyak di Indonesia serta menjadi salah satu penyumbang kematian pertama akibat kanker.

sejarah bra
Bra Pertama Terbuat dari Kain Linen Ditemukan di Zaman Yunani Kuno (Foto: Google)

Sayangnya, banyak perempuan yang salah menyikapi Hari Tanpa Bra. Mereka justru ramai-ramai tidak memakai bra dan memamerkannya di media sosial. Cara itu jelas menyeleweng jauh dari tujuan No Bra Day yakni kewaspadaan mengenai kanker payudara.

Lalu sejak kapan perempuan mulai mengenal bra atau beha

Banyak teori terkait sejarahnya munculnya bra atau BH (buste houder).  Salah satu catatan menyebutkan, bra pertama kali dikenal pada tahun 1917. Saat itu kerangka korset sebagian besar terbuat dari logam.

Militer Amerika Serikat sempat melarang wanita negaranya menggunakan bra dari logam. Sebab logam diperlukan untuk amunisi dan perlengkapan militer lainnya. 

Selang tak berapa lama, bra modern berhasil diciptakan dan membebaskan wanita dari korset logam.

Teori lain mengungkapkan, bra pertama kemungkinan besar berasal dari Yunani Kuno. 

Ketika itu, wanita menggunakan kain linen di payudara lalu mengikatnya di belakang. Banyak perempuan mengenakan ikat dadanya agar terlihat berisi serta memusatkan perhatian pada lekukan pinggul.

Fragmen tekstil linen yang ditemukan di Tirol Timur, Austria, berasal dari 1440 dan 1485, diyakini sebagai bra.

Fragmen pertama, terdapat potongan bulat yang terbuat dari dua potong linen yang dijahit dengan kain yang memanjang ke bagian bawah tubuh dengan deretan enam lubang tali untuk diikat dengan renda atau tali. 

Sementara yang kedua memiliki dua tali bahu dan dihiasi dengan renda di belahan dada.

Sedangkan di Asia, mengutip The Exploress, wanita di India telah mengenakan pakaian yang gunanya seperti bra dari abad ke-1 Masehi. 

Di China kuno ada beberapa benda yang penggunaannya seperti bra. Seperti xieyi, pakaian dalam dengan gaya tunik yang dikenakan pada Dinasti Han sekitar 200 SM dan moxiong, pakaian one-piece yang dikenakan sekitar 500 M.

Sementara di Vietnam, terdapat pakaian dalam tradisional yang disebut Yem, evolusi dari pakaian dalam tradisional China, dudou, yang dibawa ke Vietnam selama dinasti Ming Qing. Popularitas yếm padam pada abad ke-20 karena westernisasi.

Bra Modern Dibuat di Prancis

Pada 1889, Herminie Cadolle dari Prancis membuat bra modern pertama. Saat itu belum disebut bra.

Cadolle mendesain pakaian berupa korset tradisional yang dipotong menjadi dua. Bagian bawah adalah korset untuk pinggang dan bagian atas menopang payudara dengan tali bahu. 

Deskripsinya berbunyi “dirancang untuk menopang dada yang ditopang oleh bahu.”

Cadolle mematenkan penemuannya dan menunjukkannya di pameran pada 1889. 

Perusahaan mengklaim, Herminie berhasil membebaskan wanita dari penyiksaan penggunaan korset dengan menciptakan bra pertama. 

Pada 1905, bagian atas dijual terpisah dengan sebutan soutien-gorge, nama bra yang masih dikenal di Prancis. Dia juga memperkenalkan penggunaan kain elastis untuk bra. 

Sejak saat itu bra terus berkembang. Berbagai desain dibuat agar wanita nyaman mengenakannya.

.

.

Baca berita dan artikel menarik lain Inilah.com di Google News.

Back to top button