News

SBY Soroti Pilpres di Tiga Negara, Bakal Berdampak pada Geopolitik dan Keamanan Asia


Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dalam cuitan pribadinya melalui akun X (Twitter) @SBYudhoyono turut menyorot kontestasi pemilihan prsiden (pilpres) di tiga negara pada 2024 ini, yang dapat mempengaruhi geopolitik dan keamanan di kawasan Asia.

“Menarik untuk diikuti, pemilihan presiden di Taiwan pada Januari 2024 ini, dan juga pemilihan presiden di Amerika Serikat (AS) pada November 2024 mendatang,” tulis SBY, dikutip di Jakarta, Senin (8/1/2024).

Geopolitik dan keamanan kawasan yang ia maksud, yakni ketegangan yang tinggi antara Tiongkok dengan Taiwan. “Meskipun saya mengerti bahwa bagi Tiongkok permasalahan Taiwan adalah isu dalam negeri,” ujar SBY.

“Juga ketegangan antara Tiongkok dan AS yang berkaitan dengan hubungan Tiongkok-Taiwan yang memanas tahun-tahun terakhir ini,” sambungnya.

Ia menganalisis, jika presiden Taiwan yang baru merupakan sosok yang bergaris keras dan sangat anti Tiongkok, tentu ketegangan antardua negara akan makin meningkat.

“Demikian juga jika Presiden AS pasca-Pilpres 2024 juga sosok yang bergaris keras, dan sangat anti ‘unifikasi Tiongkok–Taiwan’ yang makin diagendakan oleh pemimpin Tiongkok saat ini, maka kawasan Asia Timur betul-betul menjadi sebuah flashpoint yang setiap saat bisa meledak menjadi guncangan geopolitik dan keamanan di Asia,” tutur SBY.

Bagaimana jika yang terjadi justru sebaliknya? “Jika baik Presiden AS dan Presiden Taiwan yang baru nanti, lebih bergaris moderat dan bersedia untuk memasuki wilayah ‘take and give’, kekhawatiran dunia terhadap terbukanya konflik militer terbuka di kawasan Asia Timur bisa berkurang,” kata SBY.

Selain dua negara itu, Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat ini menyatakan pilpres di Indonesia pada 14 Februari 2024, juga akan berpengaruh pada geopolitik dan keamanan kawasan Asia. Mengingat, lanjut SBY, Indonesia menjadi negara terbesar di Asia Tenggara, selain menjadi anggota G20.

“Karenanya, Indonesia kerap dipandang sebagai regional power dan sekaligus global player,” ungkap SBY.

SBY menekankan jika presiden Indonesia mendatang memahami pentingnya menjaga stabilitas kawasan Asia, baik Asia Timur maupun Asia Tenggara, maka akan dapat memainkan politik luar negeri dan diplomasi yang cerdas dengan membangun kebersamaan negara-negara ASEAN.

“Agar konflik apapun yang terjadi di Asia Timur dan tentunya Asia Tenggara dapat dicarikan solusi yang lebih ‘damai’ sehingga tidak terjadi malapetaka di kawasan Asia bahkan di dunia, yang bakal memporak-porandakan perdamaian dan keamanan internasional,” ujar SBY. 

Back to top button