Hangout

Sampah Menumpuk di Pantai Bali Akibat Gelombang Pasang Jadi Sorotan Asing


Gelombang pasang sampah plastik telah menyebabkan pantai yang biasanya masih asli di pulau Bali, dipenuhi sampah. Sebuah peristiwa tahunan suram akibat musim hujan yang membuat wisatawan kesal.

Indonesia ini mempunyai masalah sampah laut yang sangat besar, dan merupakan salah satu penyumbang polusi plastik dan sampah laut terbesar di dunia. Media asing berbasis di Singapura, Channel News Asia (CNA), mengutip AFP, menyoroti persoalan sampah yang mengganggu keindahan Pulau Dewata itu.

Beberapa gambar menunjukkan Pantai Kedonganan di daerah Kuta yang populer di Bali ditutupi dengan botol-botol plastik bekas, gelas-gelas dan kemasan-kemasan, sebagian besar dibawa ke Bali dari kota-kota di Indonesia oleh angin muson dan hujan. Pemandangan ini kontras dengan komitmen Indonesia, negara dengan lebih dari 17.000 pulau untuk mengurangi sampah plastik laut sebesar 70 persen pada 2025.

“Saya menghimbau kepada seluruh masyarakat Indonesia, jangan membuang sampah sembarangan, jangan membuang sampah di tebing dan sungai karena akan berakhir di laut dan sampai ke pantai kita yang indah,” kata pejabat badan lingkungan hidup setempat, Anak Agung Dalem, mengutip CNA.

Sekitar 300 petugas dan enam ekskavator dikerahkan untuk membantu membersihkan sampah, katanya, dan sebuah LSM lokal juga membantu. Bagi wisatawan – yang merupakan sumber perekonomian Bali – pasir yang dipenuhi sampah sangat kontras dengan apa yang mereka lihat di brosur perjalanan.

“Saya datang ke sini karena saya mendengar bahwa ini adalah tempat yang sangat bagus untuk dikunjungi, namun yang saya lihat hanyalah plastik. Ini benar-benar bencana bagi saya,” kata Denis Le Merre, warga Prancis, yang terbang dari Australia. “Tidak mungkin (tinggal) di sini. Saya pikir saya tidak akan pernah kembali.”

Beberapa penduduk setempat mencoba mencari peruntungan dengan memilah sampah plastik untuk dijadikan bahan daur ulang, yang bisa dijual.

Setiap tahun, hujan deras menghanyutkan tumpukan sampah plastik dan meluapkan sungai ke laut, bahkan ada yang hanyut sejauh ratusan kilometer dan berakhir di pantai-pantai di Bali. Gelombang sampah adalah sesuatu yang berulang di Pantai Kedonganan dan wilayah lainnya setiap tahunnya akibat hujan monsun dan angin antara bulan November dan Maret, menurut Dalem.

Wisatawan dibuat frustrasi dengan tumpukan plastik yang terdampar di pantai pulau tersebut. “Saya pikir ini hal yang mengerikan. Dan bagi wisatawan, itulah alasan mengapa banyak orang tidak mengunjungi Bali. Karena sampahnya,” kata Danil Kovalev dari Rusia, yang telah mengunjungi pulau itu tiga kali.

Meski prihatin dengan masalah sampah, penduduk setempat yakin keindahan pulau mereka – yang menarik jutaan pengunjung setiap tahunnya – akan kembali menonjol. “Jika sampahnya dibersihkan, tempat ini akan semakin indah dilihat dan semakin banyak orang yang datang ke sini,” kata Paulina Kaka, yang tinggal di kawasan Kedonganan.

Dalem mengimbau para wisatawan bersabar karena pantai tidak bisa dipisahkan dari lautan. “Sampah yang masuk ke laut itu berasal dari berbagai daerah,” ujarnya. “Jadi kami akan membersihkannya tapi itu butuh waktu.”

Back to top button