News

Rusia Tuding AS Tebarkan Bara Konflik Gaza ke Kawasan Timur Tengah


Duta Besar Rusia untuk PBB Vasily Nebenzya menuding AS dan sekutunya telah menyebarkan konflik di Jalur Gaza ke kawasan. Hal tersebut disampaikan Nebenzya setelah AS dan Inggris meluncurkan serangan ke Yaman dengan menargetkan fasilitas-fasilitas milik kelompok Houthi.

“Eskalasi di Gaza telah berlangsung selama 100 hari, dan tidak ada satu pun tanda akan mereda. Terlebih lagi, AS dan sekutunya secara pribadi berkontribusi terhadap dampak limpahan konflik dan penyebarannya ke seluruh wilayah, dengan menyerang rakyat Yaman kemarin yang melanggar Pasal 2 Piagam PBB,” kata Nebenzya saat berbicara dalam pertemuan darurat Dewan Keamanan PBB untuk membahas serangan ke Yaman, Jumat (12/1/2024), seperti dilansir kantor berita Rusia, TASS.

Nebenzya juga menuduh AS dan Inggris melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB tentang keselamatan navigasi di Laut Merah yang diadopsi pekan ini. “Karena (resolusi) langsung dilanggar,” ujar Nebenzya ketika ditanya mengapa Rusia meminta Dewan Keamanan PBB mengadakan pertemuan darurat.

Pada Kamis (11/1/2024), AS dan Inggris melancarkan serangan udara ke beberapa wilayah di Yaman, termasuk ibu kota Sanaa. Mereka membidik fasilitas-fasilitas milik kelompok Houthi.

Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin mengungkapkan, dalam serangan tersebut militer negaranya menargetkan fasilitas yang terkait dengan kendaraan udara tak berawak atau drone, rudal balistik dan jelajah, serta kemampuan radar pesisir dan pengawasan udara milik Houthi.

“AS mempertahankan haknya untuk membela diri dan, jika perlu, kami akan mengambil tindakan lanjutan untuk melindungi pasukan AS,” kata Austin.

Sementara itu, Presiden AS Joe Biden mengatakan, negaranya meluncurkan serangan ke Yaman karena kelompok Houthi yang berbasis di negara tersebut telah membahayakan personel AS, perdagangan, dan mengancam kebebasan navigasi di Laut Merah. Dia menekankan, AS tidak akan ragu mengambil langkah lebih lanjut untuk melindungi kepentingannya.

“Serangan (ke Yaman) ini merupakan jawaban langsung terhadap serangan-serangan Houthi yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap kapal maritim internasional di Laut Merah, termasuk penggunaan rudal balistik anti-kapal untuk pertama kalinya dalam sejarah,” kata Biden dalam sebuah pernyataan yang dirilis Gedung Putih, Jumat.

“Serangan-serangan ini telah membahayakan personel AS, pelaut sipil, dan mitra kami, membahayakan perdagangan, dan mengancam kebebasan navigasi,” tambah Biden.

Dia mengungkapkan, serangan ke sejumlah titik di Yaman yang menargetkan fasilitas Houthi dilakukan AS dan Inggris, dengan dukungan dari Australia, Bahrain, Kanada, serta Belanda. Biden menegaskan, dia tidak akan ragu mengambil langkah lebih lanjut terhadap Houthi.

Sementara itu, kelompok militan Houthi menyatakan akan terus mengincar kapal-kapal Israel ataupun kapal yang menuju Israel meski pihaknya menjadi target serangan udara AS-Inggris.

Ketua Dewan Politik Tertinggi Houthi, Mahdi Al-Mashat mengatakan “Serangan Zionis Amerika dan Inggris terhadap Yaman adalah brutal dan serangan kriminal yang tidak bisa dibenarkan, pelanggaran nyata atas semua hukum, dan mereka akan membayar mahal.”

Seperti dilaporkan kantor berita Yaman, Saba, Sabtu (13/1/2024), Al-Mashat menekankan komitmen Houthi untuk ‘mencegah kapal-kapal Israel atau yang menuju Israel dan Palestina yang diduduki terlepas dari agresi Zionis Amerika dan Inggris terhadap rakyat Yaman’.

“Darah rakyat Yaman berharga dan balas dendam kami tidak akan berkurang,” ujar Mashat, seraya menambahkan bahwa tindakan AS dan Inggris ‘tidak akan menghalangi Yaman dari posisinya mendukung Palestina’.

 

Back to top button