Hangout

Risiko Anak Gunakan Media Sosial Sejak Dini

Orang tua harus bisa mengawasi kegiatan anak terlebih ketika menggunakan akses internet. Maraknya media sosial menjadi sebuah godaan bagi seseorang untuk ikut tenggelam di dalamnya, tidak terkecuali bagi anak-anak.

Pakar kejiwaan subspesialis anak dan remaja lulusan Universitas Indonesia dr. Anggia Hapsari, Sp.K.J, Subsp. A.R.(K) mengungkapkan risiko anak bila menggunakan media sosial sejak dini salah satunya bisa terkena kejahatan asusila seperti grooming.

Anggia menjelaskan grooming merupakan salah satu kejahatan asusila pada anak, dengan pelaku biasanya merayu dan melakukan tipu muslihat pada korban melalui media sosial.

“Semakin dini penggunaan media sosial, semakin membuka celah atau jendela untuk mereka berpotensi menjadi korban dari tindak kejahatan dunia maya. Sudah pasti penggunaan media sosial secara dini meningkatkan risiko child grooming,” kata Anggia saat temu media virtual, Jakarta, Sabtu (22/07/2023).

Selain grooming, dampak penggunaan internet secara dini berkaitan dengan kekerasan dan juga risiko anak terpapar konten pornografi.

Anggia mengatakan pernah ditanyai seorang pasien anak usia lima tahun tentang hubungan seksual karena si anak terpapar beberapa kartun pornografi.

Menurut Anggia, bahkan anak usia 13 tahun ke atas yang sebenarnya sudah bisa mandiri dalam memanfaatkan gawai dan menatap layar, masih membutuhkan pengawasan orang tua saat menggunakan media sosial.

Pengawasan sangat perlu karena media sosial bisa memberikan dampak yang buruk seperti grooming, perundungan dunia maya, pornografi dan lainnya, bila dimanfaatkan tanpa pengawasan dan batasan.

“Memang anak-anak belum mengerti batasan-batasannya, jadi, risiko mereka bertemu orang asing yang membuat mereka merasa tidak nyaman dan menyalahgunakan hubungan tersebut akan semakin besar,” ujarnya.

Pada anak berusia 13 tahun ke atas, dia tetap menyarankan orang tua menerapkan batasan terbuka, yaitu memberikan batasan penggunaan media sosial disertai penjelasan apa saja yang boleh dan tidak boleh.

“Ketika sudah di luar batas, anak dan remaja kita ingatkan baik dampaknya, profil akademiknya, outcome (hasil)-nya, maupun cara mereka bergaul,” katanya.

Back to top button