News

Relawannya di Jateng Meninggal karena Kekerasan, Ganjar Minta Tim Hukum Segera Usut


Calon Presiden nomor urut 3 usungan PDIP, Ganjar Pranowo mengungkapkan dirinya berdukacita terhadap kematian seorang relawannya dari Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, yang meninggal karena dugaan tindak pidana kekerasan.

“Turut berduka. Pada yang kemarin saya dikabarkan ada relawan yang meninggal,” ujar Ganjar di Jakarta, Sabtu (30/12/2023).

Oleh sebab itu, mantan Gubernur Jawa Tengah dua periode tersebut mengatakan dirinya telah meminta Tim Pemenangan Nasional Ganjar-Mahfud untuk menangani kasus relawan meninggal.

“Maka kami minta tim pemenangan (TPN Ganjar-Mahfud) untuk segera urus, dan sekarang tim hukum sedang mendalami soal itu,” kata Ganjar, menekankan.

Sementara itu, Deputi Hukum TPN Ganjar-Mahfud, Todung Mulya Lubis melaporkan sebanyak satu orang relawan meninggal dan empat orang mengalami luka berat akibat kekerasan dari oknum TNI, Sabtu (30/12/2023).

“Kami mendapatkan laporan dari Klaten dan Boyolali (Jawa Tengah) ini laporan dengan brutalitas dan tindak kekerasan yang sangat-sangat tidak bisa diterima. Satu meninggal dunia dan empat orang mengalami luka-luka berat,” kata Todung di Jakarta, Sabtu.

Dia mengatakan bahwa satu orang meninggal dunia berasal dari Klaten dan meninggal di rumah sakit. “Yang meninggal dunia ini adalah relawan pendukung Ganjar-Mahfud yang diduga mengalami kekerasan dan brutalitas dari pendukung pasangan calon yang lain,” ujarnya.

Sementara empat korban yang mengalami luka-luka disebabkan penganiayaan oleh oknum TNI di pos TNI setempat, sehingga pihaknya mendesak Panglima TNI untuk segera mengambil tindakan.

“Kalau itu benar, kami ingin minta kepada Panglima TNI (Jenderal TNI Agus Subiyanto) untuk mengambil tindakan yang tegas dan mempertanggungjawabkan secara hukum mereka yang melakukan tindakan kekerasan ini,” katanya.

Selain itu, ia mengatakan bahwa pihaknya meminta investigasi lebih lanjut dari Kepolisian dan TNI mengenai penganiayaan tersebut.

“Kami ingin minta investigasi dari pihak Kepolisian dan TNI, karena kami sangat prihatin dan sangat sedih dan tidak bisa membayangkan. Apakah kita akan punya pemilu dan pilpres yang damai kalau keadaan semacam ini akan terus berlanjut apalagi akan bereskalasi? Jadi ini tidak bisa dibiarkan,” beber Todung.

Back to top button