News

Refly Harun Soal “Jangan Sembrono” Jokowi: Sinyal KIB Diminta Deklarasikan Ganjar Pranowo

Sabtu, 22 Okt 2022 – 10:39 WIB

Refly Harun Bongkar BuzzerRp Ahok

Refly Harun. (Foto: Istimewa)

Pernyataan Presiden Jokowi agar Golkar jangan sembrono memilih capres dalam pemilu 2024 nanti, sangat multi tafsir. Salah satunya adalah, Golkar sebagai motor dari Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) diminta mendeklarasikan Ganjar Pranowo sebagai capres mereka. Ini semakin meneguhkan anggapan, pembentukan KIB ditujukan untuk menjadi wadah bagi capres yang didukung Jokowi. Di sisi lain, pernyataan Jokowi dinilai sebagai bentuk intervensi Presiden ke partai politik.

“Menarik kenapa Jokowi menyampaikan hal tersebut. Satu satunya partai yang sudah mendeklarasikan capresnya adalah partai NasDem. Apakah pernyataan itu ditujukan kepada Partai NasDem yang mencalonkan presiden yang tidak realistis? Dan itu adalah pilihan yang sembrono. Menarik ya?” kata Refly Harun, dalam kanal Youtube Refly Harun yang dilansir, Sabtu (22/10/2022) pagi.

Menurut Refly, suatu pernyataan itu ada sebab musababnya, ada kausalitasnya, ada asbabun nuzul-nya. Jadi sebuah statement itu tidak keluar dari ruang hampa. “Kalau presiden Jokowi bilang begitu itu pasti ada persitiwa yang mendahuluinya. Pertanyaannya apa ada partai yang sembarangan. Kalaupun ada, siapa capres yang sembarangan itu?”

Refly menambahkan, satu satunya partai yang sudah mendeklarasikan capresnya adalah partai NasDem. Apakah pernyataan itu ditujukan kepada Partai NasDem yang mencalonkan presiden yang tidak realistis ?  “Menarik ya. Ada dua pesan. Jokwi nge-kick partai yang mencalonkan tokoh yang sembrono dan yang kedua tokoh yang sembrono itu ada. Jadi ini ada dalam back mind, tertanam di belakang kepala,” jelas Refly.

Soal pernyataan Jokowi yang disampaikan di Hari Ulang Tahun Golkar juga dipandang sebagai hal yang kurang etis. “Golkar sendiri sudah jelas, sejauh ini mencalonkan Airlangga Hartarto. Tetapi yang dimaksud tidak berlama lama itu, Golkar dan koalisinya mendeklarasikan Ganjar Pranowo,’ ujar Reply pula.

Logikanya, jika KIB dengan tulang punggung Golkar mencalonkan Ganjar Pranowo, itu bisa memperkuat posisi tawar dengan PDIP. Selain itu, sekaligus menantang PDIP berani tidak mencalonkan Puan Maharani. “Atau melakukan manuver lain menjadikan Puan sebagi wakil Prabowo misalnya. Atau menjadikan wapres Anies Baswedan misalnya. Ini menarik bagaimana struggle of power antara Megawati dan Jokowi”.

Intervensi Politik

Apa yang dilakukan Jokowi dipandang Refly sah dalam politik, walaupun terdapat beberapa kejanggalan dan persoalan etis.

“Kejanggalan pertama adalah kok Presiden Jokowi yang nota bene kader PDIP tiba tiba mengintervensi partai lain. Oh dia sebagai Kepala Negara. Justru sebagai Kepala Negara dia tidak ada urusannya dalam pencapresan. Karena ini urusan internal partai politik. Kalau yang bicara rakyat biasa tak masalah. Tapi kalau presiden, pasti akan dianggap intervensi. Pertama, dia dari partai lain, kedua dia punya power dan kekuasaan.,” kata Refly.

Dalam pandangan Refly, apa yang dilakukan presiden Jokowi semakin menegaskan anggapan KIB itu dibentuk untuk mencalonkan Presiden yang diinginkan Presiden Jokowi. “Nanti kita akan lihat apakah Golkar akan mencalonkan Ganjar dengan harapan Airlangga jadi wapresnya, walaupun ada opsi lain Sandiaga sebagai cawapresnya.”

Menurut Refly, jika Golkar pejuang politik harusnya Golkar maju dengan calon sendiri karena akan ada efek ekor jas untuk partai. “Nasdem diperkirakan akan menjadi pemenang pemilu atau minimal di posisi kedua setelah PDIP karena menikmati efek ekor jas pencalonan Anies. Mereka punya kans, karena dia diametral seperti Gerindra dan Prabowo. Secara perolehan suara Gerindra lebih banyak dari Golkar. Ini menunjukan efek ekor jas dari Prabowo itu ada dan dinikmati Gerindra,” ujar Refly.

Back to top button