News

Gerindra Beri Nilai 11/100 ke Hasto Usai Menyamakan Gibran dengan Sopir Truk


Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Habiburokhman geram dan buka suara atas tindakan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto, yang menyamakan wapres terpilih Gibran Rakabuming Raka dengan Sopir truk yang mengalami kecelakaan di Gerbang Tol Halim

Menurutnya ucapan itu mencerminkan rendahnya nilai etika Hasto, sekaligus menunjukkan besarnya ambisi dan arogansi kubu Ganjar Pranowo-Mahfud Md usai ditetapkan kalah pemilu.

“Terkesan sangat arogan dan penuh kebencian hanya gara-gara calon yang dia dukung kalah. Saya beri nilai kadar kenegarawanan saudara Hasto 11 dari 100, alias rendah sekali,” kata Habiburokhman saat dihubungi, dikutip di Jakarta, Minggu (31/3/2024).

Menurut habiburokhman dengan menyamakan Gibran dengan sopir truk tersebut, sama dengan menghina kecerdasan pendukung paslon nomor urut 2, Prabowo-Gibran. Dia meanti-wanti Hasto bisa dijadikan musuh bersama oleh pendukung Prabowo-Gibran.

“Menyamakan Mas Gibran dengan remaja supir yang menabrak di Halim sama dengan menghina kecerdasan rakyat pemilih Prabowo-Gibran yang jumlahnya mendekati 100 juta orang. Jangan sampai puluhan juta pemilih Prabowo-Gibran me njadikan Hasto sebagai musuh bersama. Faktanya Gibran yang selama ini selalu dia remehkan mampu mememenangi pemilu dengan sangat telak,” ujar dia.

Sebelumnya, Hasto  dalam diskusi ‘Sing Waras Sing Menang’ yang disiarkan secara daring, Sabtu (30/3/2023) mengibaratkan, Gibran yang maju cawapres seperti sopir truk yang kecelakaan di Gerbang Tol Halim. Dua-duanya, ucap Hasto, sama-sama belum cukup umur dalam menjalani masalah yang ada.

Hasto awalnya bicara supremasi hukum kini luntur karena pencalonan Gibran sebagai cawapres yang menentang batas usia capres-cawapres.

Hasto menilai sikap kedewasaan yang belum tercapai dalam kasus tersebut. Dia lalu mengambil contoh seperti sopir truk yang mengalami kecelakaan di tol Halim, di mana berusia 17 tahun dan belum memiliki SIM.

“Kemarin beberapa waktu lalu ada kecelakaan seorang anak usia 17 tahun, sopir truk ternyata SIM dia tidak punya, kedewasaan di dalam menghadapi problematika di jalan raya belum terjadi, hanya gara-gara menyenggol satu mobil dia lari karena kedewasaannya belum tercapai. Lalu menabrak dan mengena mobil lainnya,” ujarnya.

Hasto menilai hal tersebut contoh ketika hanya berorientasi pada hasil. Hasto mengatakan mengemban jabatan tertentu tanpa sikap kedewasaan yang belum tercapai akan berbahaya. Ia menyatakan, usia Gibran belum mencukupi untuk menjalan persoalan yang kompleks tersebut. Menurutnya, sesuatu yang tidak ideal hanya akan menciptakan kerusakan.

Back to top button