Market

Proyek Infrastruktur Jadi Bancakan Kepala Daerah, Jalan Berlubang di Ciamis Ditanami Pisang


Beberapa hari lalu, penampakan ruas jalan Cikuman-Ciherang, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat yang rusak parah, viral di media sosial (medsos).  Lantaran kesal, warga sekitar menanam pohon pisang di jalan yang berlubang besar.

Direktur Centre For Budget Analysis (CBA), Uchok Sky Khadafi menyebut Bupati dan Wakil Bupati Ciamis, harus bertanggung jawab. “Sungguh tega para kepala daerah membiarkan jalanan berlubang dalam waktu lama, bikin warganya sengsara. Para kepala daerah itu dipilih dan digaji untuk melayani rakyat,” kata Uchok, Jakarta, Rabu (13/3/2024).  

Kejadian ini, kata Uchok, memperkuat dugaan banyaknya proyek pembangunan jalan atau infrastruktur di daerah yang bermasalah. Konotasinya negatif, proyek infrastruktur di Ciamis bermasalah karena dugaan kuatnya korupsi.

Tersiar informasi, para kontraktor infrastruktur harus siapkan upeti 17-20 persen dari nilai proyek, jatah bupati dan wakil bupati Ciamis. Kalau tidak, mereka jangan berharap kebagian proyek. Besarnya upeti itu, berdampak kepada kualitas pengerjaannya.

Misalnya, proyek pembangunan jalan karena praktik upeti, maka ketebalan atau volume aspalnya berkurang. Sehingga, umur jalan lebih cepat rusak.

“Kemarin, Wakil Ketua KPK Alex Marwata sebut fee proyek pemerintah berkisar 5 sampai 15 persen. Saya kira, KPK perlu turun ke Ciamis. Periksa pejabat yang terkait proyek-proyek infrastruktur di Ciamis. Kok banyak sekali jalanan rusak, tak segera diperbaiki. Sehingga warga tanami pohon pisang,” kata Uchok.

Mengingatkan saja, warga Dusun Wanayasa, Desa Cibadak, Kecamatan Banjarsari, Kabupaten Ciamis menanam pohon pisang di ruas Jalan Cikuman-Ciherang yang rusak berat, namun tak kunjung diperbaiki.

Hal itu dilakukan sebagai bentuk protes warga yang kesal dan bosan dengan janji manis bupati dan wakil bupati Ciamis. Keduanya selalu berjanji segera memperbaiki. Hingga 2024 atau dua tahun berlalu, ruas jalan Cikuman-Ciherang tidak masuk prioritas pembangunan oleh Pemkab Ciamis.

Menurut Ketua Forum Komunikasi Masyarakat Wanayasa, Enjang Badrujaman, tindakan warga sejatinya merupakan bentuk kekecewaan karena sejak 2022, selalu dijanjikan perbaikan jalan.  “Namun hingga 2024 ini, informasinya masih simpang siur. Alhasil masyarakat setempat secara spontan menanam pohon pisang di ruas jalan tersebut,” kata Enjang.

Sebelumnya, kata Enjang, warga Wanayasa sudah melakukan berbagai langkah, mulai dari audiensi dengan pemerintah desa mengenai desakan pembangunan jalan. “Pada audiensi tersebut, pemerintah desa menyebutkan bahwa jalan ini akan di bangun pada tahun ini, namun sampai saat ini kami belum menerima informasi pasti bahwa tahun ini akan di lakukan pembangunan ” terangnya.

Back to top button