Sekjen Partai Demokrat Teuku Riefky Harsya menyebut, belum diumumkannya sosok bakal cawapres pendamping Anies Baswedan, merupakan bagian dari strategi Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP).
“Bagian dari strategi, tapi tentatif waktu atau pilihan-pilihan opsi waktu juga sudah dibicarakan di tim 8, tapi itu kita kembalikan ke bacapres kapan waktu yang tepat,” jelas Riefky di kantor DPP Partai Demokrat, Jakarta Pusat, Kamis (20/7/2023).
Riefky juga menepis perihal belum diumumkannya bacawapres Anies, karena khawatir akan adanya penjegalan. “Saya rasa tidak (karena akan ada penjegalan). Ini bagian taktik, ini bagian strategi dalam melihat momentum-momentum politik,” imbuh dia.
Berkenaan dengan itu, sambung dia, Demokrat akan menghormati siapapun sosok bacawapres yang dipilih dan diumumkan oleh Anies nantinya. “Ya tentu kita menghormati apapun yang diputuskan oleh pak Anies ya dan untuk mengumumkannya, (kami) menjaga wewenang Pak Anies,” ujarnya.
Terlebih lagi, lanjut dia, kesepakatan terkait sosok cawapres ini sudah tertuang dalam piagam kerja sama KPP yang ditandatangani oleh Demokrat, NasDem, dan PKS. “InsyaAllah, karena memang itu sudah tertera dalam piagam kerjasama tiga parpol, untuk menyerahkan terkait cawapres kepada capres, Anies Rasyid Baswedan,” ucap Riefky.
Sosok pendamping Anies memang bikin banyak pihak penasaran, tak terkecuali Presiden Joko Widodo (Jokowi). Hal itu diungkap oleh Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh, ketika bertemu dengan Jokowi di Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (17/7/2023).
“Nah Pak Jokowi juga tanya, ‘siapa ini wakil presidennya ini’. Saya bilang, saya belum mikirin itu, yang saya tahu (urusan) Pak Anies itu,” ucap Paloh sembari disertai tertawa di NasDem Tower, Jakarta, Selasa (18/7/2023).
Ia juga menyatakan kepada Jokowi bahwa persoalan cawapres, hanya Anies yang paling mengetahuinya. “Ya saya bilang, saya belum memahami barangkali Pak Anies yang paling tahu, ya itu saja kira-kira begitu,” tutur Surya Paloh.
Diana Rizky
