News

Pernyataan Suka Nonton Video Porno, Ganjar Dinilai Tak Bisa Bedakan Ranah Pribadi dan Publik

Analis politik dari Trust Indonesia Research and Consulting Ahmad Fadhli menilai, pernyataan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo beberapa waktu lalu soal dirinya suka nonton video porno menunjukkan kurangnya kepekaan terhadap budaya Indonesia.

“Saya melihat bisa saja ada respons positif dan negatif, karena mengungkapkan ranah privasi di hadapan publik, itu video porno yang tidak biasa atau tidak umum karena tidak sesuai dengan nilai budaya yang kita anut yang mayoritas beragama Islam,” ujar Fadhli saat dihubungi Inilah.com di Jakarta, Kamis (27/7/2023).

Mungkin anda suka

Menurut Fadhli, ketika seseorang menjadi pejabat mereka harus bisa membedakan mana ranah pribadi dan publik sehingga pernyataan-pernyataan yang dikeluarkan tidak memberikan dampak negatif.

“Harus dipisahkan antara ranah privat dan ranah publik jadi ketika kita telah menjadi pejabat publik itu harus bisa mengontrol dan memilih pernyataan yang dikeluarkan,” kata Direktur Riset Trust Indonesia ini.

Fadhli mengatakan Ganjar yang kini menjadi bakal calon presiden (bacapres) dari PDI Perjuangan, dengan pernyataannya itu akan membawa pengaruh buruk terhadap elektabilitas Ganjar dari pemilih muslim dan kalangan anak muda yang rasional.

“Ini berbahaya untuk elektabilitas Ganjar, yaitu bisa kehilangan efek elektoral dari pemilih muslim dan kehilangan simpati dari anak-anak muda yang rasional, jadi saya kira pengaruh besarnya iya terhadap elektabilitas,” ungkap Fadhli.

Selain itu, lanjut Fadhli, ketika Ganjar ingin mendapatkan suara dari pemilih muslim di Tanah Air maka dia harus menahan untuk tidak mengumbar hal-hal yang bersifat pribadi ke ruang publik.

“Ketika Ganjar ingin mendapatkan simpati dari umat Islam yang notabene pemilih terbesar di Indonesia, kemudian organisasi masyarakat paling besar juga organisasi Islam, maka ranah-ranah privat yang negatif jangan diungkapkan ke publik,” jelasnya.

Oleh karena itu, Fadhli menyarankan agar seluruh kontestan di Pilpres 2024 untuk lebih berhati-hati dalam mengeluarkan pernyataan di ruang publik.

“Saya menyarankan kepada seluruh kandidat beserta seluruh tim suksesnya untuk berhati-hati dalam memberikan pernyataan di media sosial karena mereka kan dalam menghadapi piplres itu mengharapkan efek elektoral jangan sampai pernyataan-pernyataan tersebut menimbulkan antipati dan diselektoral,” tuturnya.

Back to top button