Hangout

Peringati Hari Martin Luther King dengan Puisi Esai Anti Diskriminasi di Kedubes AS

Sabtu, 21 Jan 2023 – 09:10 WIB

Chairwoman of the Indonesian Essay Poetry Community, Monica JR. (Foto: @America)

Mungkin anda suka

Chairwoman of the Indonesian Essay Poetry Community, Monica JR membacakan puisi esai di Kedutaan Besar AS, Pacific Place, Jakarta, Jumat (20/1/2023). (Foto: @America)

Memperingati kelahiran seorang tokoh pejuang hak asasi manusia terkemuka, Martin Luther King Jr, Pusat Kebudayaan Amerika Serikat (@america) menggelar pembacaan puisi esai di Kedutaan Besar Amerika Serikat (Kedubes AS) di Indonesia, Pacific Place, Jakarta, Jumat (20/1/2023).

Puisi esai dibacakan untuk menyalurkan semangat perjuangan HAM dan kesenjangan ekonomi yang disuarakan Martin Luther di masa lalu terhadap masalah sosial yang dihadapi era sekarang ini.

Pidato Martin Luther King ‘I Have a Dream’ di tahun 1960 diangkat dalam puisi esai dengan konteks yang berbeda di tahun 2020. Salah satunya, puisi Denny JA yang berjudul ‘Lennon Has a Dream Too’.

Puisi tersebut memberikan makna yang sangat mendalam memimpikan lebih meratanya ekonomi orang kaya dan orang miskin. Diketahui pula, satu persen orang terkaya menguasai 85 persen kekayaan dunia. Sedangkan, Martin Luther King memimpikan kesetaraan ras kulit hitam dan kulit putih.

Chairwoman of the Indonesian Essay Poetry Community, Monica JR, mengatakan, perjuangan Martin Luther King dan Denny JA dalam mewarnai puisi esai di Indonesia patut diapresiasi. Keduanya sama-sama menyuarakan Gerakan anti diskriminasi.

Monica menjelaskan, Martin Luther King menyuarakan anti diskriminasi dalam konteks sosial politik di Amerika Serikat salah satunya diskriminasi kulit hitam dan kulit putih.

Sementara di Indonesia, lanjut Monica, diskriminasi ini terjadi akibat perbedaan keyakinan agama (Ahmadiyah, Shiah), Etnis Tionghoa yang pernah terjadi pada kerusuhan 1998, LGBT, orang kaya dan miskin.

Puisi esai terinspirasi dari pesan Dr.king

Acara itu juga melibatkan dan mengundang komunitas pencinta sastra dan seni, aktivis hak sipil, dan publik generasi muda. Mereka semua berkumpul dan membagikan puisi asli atau karya favorit yang terinspirasi dari pesan Dr. King tentang kesetaraan dan keadilan untuk semua.

“Dr. King adalah sosok ikonik dalam gerakan hak sipil dan dikenang atas perjuangannya memperjuangkan kesetaraan ras. Pesannya tentang antikekerasan dan komitmennya yang tak tergoyahkan terhadap keadilan telah mengilhami banyak orang di seluruh dunia, termasuk banyak anak muda,” kata Monica.

Monica mengatakan, perjuangan tentang antikekerasan dan komitmennya yang tidak goyah terhadap keadilan, telah mengilhami banyak orang di seluruh dunia, termasuk anak-anak muda. Oleh karena itu, lanjut Monica, perjuangan Dr. King sejalan dengan spirit puisi esai.

Monica mengatakan, penggagas puisi esai, Denny JA selalu mengutip pernyataan mantan Presiden Amerika Serikat, John F. Kennedy yang mengatakan bahwa, jika banyak politisi membaca puisi dan lebih banyak penyair memahami politik, maka kita akan mewarisi dunia yang lebih baik.

Puisi esai lahir untuk menempatkan persoalan sosial yang nyata ke dalam jantung puisi dengan bahasa yang indah, serta mudah dipahami oleh publik.

“Jangan pernah meremehkan karya sastra. Buktinya novel Uncle Tom’s Cabin yang ditulis oleh Harriet Beecher Stowe berhasil membuat masyarakat Amerika tergugah dan pada akhirnya menghapus hukum perbudakan di konstitusi Amerika Serikat,” tandasnya.

Back to top button