Ototekno

Perang Teknologi, AS Batasi Chip Dibalas China Stop Dua Logam Penting

Konflik Barat dan China terus memanas. Kini merambah ke perang teknologi. Amerika Serikat berencana membatasi ekspor chip tertentu untuk teknologi Artificial Intelligence (AI). Balasannya, China membatasi pengiriman dua logam penting untuk kebutuhan teknologi ke negeri Paman Sam itu.

AS mengungkapkan rencananya untuk membatasi pengiriman chip tertentu yang penting digunakan untuk perkembangan AI generatif itu. Sedangkan China dalam sebuah laporan menunjukkan akan mulai membatasi ekspor dua logam — Gallium dan Germanium yang dapat merugikan perusahaan teknologi AS.

Apa itu Gallium dan Germanium?

Gallium adalah logam lunak berwarna keperakan yang mudah meleleh tepat di atas suhu kamar. Gallium adalah elemen penting dalam produksi semikonduktor gallium arsenide (GaAs). GaA digunakan dalam perangkat frekuensi tinggi seperti penguat gelombang mikro, sel surya, dan LED (dioda pemancar cahaya). Gallium juga digunakan dalam elektronika daya, penguat frekuensi radio (RF), dan pencahayaan LED, menawarkan efisiensi dan kemampuan daya yang unggul dibandingkan dengan perangkat berbasis silikon tradisional.

Sementara bahan Germanium digunakan untuk transmisi cahaya inframerah, menjadikannya berharga dalam optik dan lensa inframerah untuk kamera pencitraan termal dan perangkat night vision. Germanium juga digunakan sebagai dopan (bahan tambahan semikonduktor untuk meningkatkan konduksi listrik) dalam inti serat optik untuk meningkatkan kemampuan pembawa cahayanya pada sistem komunikasi serat optik.

Keduanya yakni galium dan germanium memiliki aplikasi yang signifikan dalam industri teknologi. Galium, terutama dalam bentuk galium arsenida, memiliki peran yang lebih menonjol dalam industri semikonduktor untuk perangkat frekuensi dan daya tinggi.

Mengapa China membatasi ekspor logam-logam ini?

Kementerian perdagangan China mengatakan bahwa mulai 1 Agustus, eksportir akan memerlukan lisensi untuk mengirimkan logam-logam ini dan beberapa senyawanya. Eksportir harus mengidentifikasi importir dan pengguna akhir logam ini.

Selain itu, mereka juga harus menginformasikan bagaimana logam-logam ini akan digunakan dan baru kemudian lisensi akan dikeluarkan. China tetap menjadi pengekspor terbesar kedua logam ini di dunia dan perusahaan teknologi di seluruh dunia bergantung padanya untuk banyak pemrosesan bahan.

Kebijakan dari Pemerintah China ini juga dilihat sebagai tembakan peringatan kepada negara lain. Dalam beberapa tahun terakhir, perang dagang telah meningkat antara AS dan China. Banyak perusahaan China tidak diizinkan untuk menjual atau mengekspor produk ke AS. Huawei, yang merupakan nama yang diperhitungkan dalam elektronik konsumen, telah dirugikan secara besar-besaran karena larangan AS.

Selain itu, AS telah mempertimbangkan larangan mengekspor chip, yang dibuat oleh Nvidia, yang sangat penting dalam melatih model bahasa untuk AI generatif. Perusahaan China telah bertaruh besar pada AI dan jika AS melarang, itu pasti akan berdampak pada mereka.

Oktober tahun lalu, pemerintahan Biden meluncurkan serangkaian kontrol ekspor yang melarang perusahaan China membeli chip canggih dan peralatan pembuat chip tanpa lisensi. Langkah baru ini sebagian ditujukan untuk chip Nvidia A800, yang dibuat oleh perusahaan yang berbasis di AS. China adalah pasar utama bagi Nvidia. Pendapatan dari Cina daratan dan Hong Kong menyumbang 22% dari pendapatan perusahaan tahun lalu, menurut laporan keuangannya.

Washington telah meningkatkan upaya untuk menghentikan China dari teknologi utama yang dapat mendukung militernya. Sementara jika China membatasi ekspor logam ini secara penuh, maka perusahaan teknologi AS yang sangat bergantung pada industri semikonduktor juga akan terpengaruh. Tentu saja pada akhirnya akan berpengaruh pula pada perkembangan teknologi dunia.

Back to top button