News

Peran Indonesia di ASEAN, Sukamta: Seperti Prancis dan Jerman di Uni Eropa

Anggota Fraksi PKS DPR RI sekaligus Wakil Ketua Badan Kerja sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI Desk Kerja Sama Bilateral, Sukamta menyebut peran Indonesia di ASEAN mirip seperti peran Prancis dan Jerman dalam Uni Eropa. Hal ini ia ungkapkan karena Indonesia memiliki peran historis, yaitu menjadi pelopor berdirinya ASEAN sejak awal.

“Jadi ASEAN ini sejak didirikan sampai hari ini peran Indonesia menjadi sangat signifikan untuk mendinamisir dan mengkonsolidasikan ASEAN,” kata Sukamta di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Jumat (21/7/2023).

Dalam perkembangan dunia saat ini, Sukamta menyebut telah terjadi banyak perubahan baik secara geopolitik maupun geoekonomi yang sangat luar biasa. Di Eropa, misalnya, dulu merupakan pusat pertumbuhan dan stabilitas, akan tetapi saat ini situasi di sana menjadi tidak memungkinkan lantaran adanya perang yang terjadi di Ukraina dan Rusia.

“Dan di Asia Timur ada kawasan panas yang mudah-mudahanan eskalasinya tidak bertambah antara China dan Taiwan dan negara-negara sekitarnya,” ujar Sukamta.

Kejadian inilah yang diartikan Sukamta sebagai pembentukan poros baru dari yang unipolar menjadi multipolar. Di mana yang dulu Amerika Serikat menjadi negara adidaya, sekarang mulai muncul China hingga Rusia, walaupun Rusia mulai tersedot peluru energinya oleh Ukraina.

“Situasi ini membuat berbagai macam prediksi di bidang politik, ekonomi, maupun sosial-ekonomi,” ungkap Sukamta.

“Terlihat dari ukuran ekonomi yang dulu mayoritas barang beredar buatan Amerika, saat ini sudah mengalami penurunan kurang dari 50 persen,” sambung Sukamta.

Jadi, dia menegaskan, penurunan kinerja ekonomi secara global, kemandekan ekonomi secara global sejak enam sampai tujuh tahun terakhir menjadi tren resesi global.

“Itu membuat banyak pihak, negara, lembaga internasional maupun corporate itu mencoba mereka-reka tentang model pertumbuhan ekonomi ke depan apakah tetap akan bergantung pada satu blok besar, satu negara adidaya sebagai penarik gerbong ekonomi pertumbuhan dan stabilitas, atau seperti apa,” tambah Sukamta menerangkan.

Back to top button